Mobilitas di perkotaan memerlukan mobil kompak yang lincah dan hemat lahan parkir. Kini kendaraan bertenaga matahari sanggup mendukung tuntutan itu.
Kendaraan listrik belum disebut ramah lingkungan jika sumber energinya masih berasal dari bahan bakar fosil. Mobil listrik bertenaga matahari yang dapat mengisi listrik sendiri dari panel surya (solar panel) yang terpasang di atapnya diharapkan bisa mewujudkan mobilitas yang netral karbon.
Mobil tenaga surya (solar electric vehicle/SEV) saat ini bukan hanya dalam bentuk konsep. Beberapa perusahaan rintisan telah menyiapkan mobil yang bisa dijual secara komersial salah satunya adalah Squad Mobility. Perusahaan asal Belanda ini telah meluncurkan mobil kota kompak dua tempat duduk setelah melakukan pengembangan selama 3 tahun.
Tentu saja yang membedakan mobil ini dengan mobil listrik umumnya adalah sumber tenaganya. Dengan panel surya yang mengisi daya sendiri dari sumber energi matahari, kendaraan ini disebut Squad Solar City Car.
Mobil yang sudah dapat dipesan saat ini akan sampai ke konsumen pada 2023 dengan harga 6250 euro atau 96,5 juta rupiah belum termasuk PPN.
Mobil Squad ini dilahirkan untuk menjembatani kesenjangan antara mobil dan kendaraan roda dua. "Squad adalah mobil kota yang dapat Anda kendarai dari usia 16 tahun. Mudah dioperasikan, dikendarai, dan diparkir. Tidak ada lagi kerumitan parkir, kemacetan lalu lintas, atau kecemasan jarak tempuh jauh," terang CEO Squad Mobility, Robert Hoevers.
Squad memiliki dimensi panjang 2.000 mm, lebar 1.000 mm dan tinggi 1.600 mm. Panel suryanya yang berada di atap memiliki luas dengan tapak hanya 2,4 m persegi. Dengan dimensi tersebut mobil dapat memuat dua orang ditambah barang di bagasi mobil tersebut.
Mobil mungil ini memiliki dua kursi yang nyaman, jendela besar untuk pemandangan yang lebih lebar. Dasbor yang tertata rapi dengan ruang untuk tas atau laptop, tempat gelas, tempat telepon, dan pengisi daya USB.
Pendiri Squad Mobility yaitu Robert Hoevers dan Chris Klok yang merupakan mantan karyawan Lightyear dengan rekam jejak panjang di industri sepeda motor dan otomotif, memiliki visi menciptakan mobil listrik dengan berbiaya rendah yang dilengkapi dengan panel surya.
Selain dari sumber netral karbon netral, Hoevers mengatakan pihaknya sangat mengutamakan keselamatan. "Kami benar-benar melakukan lebih banyak rekayasa keselamatan daripada yang diwajibkan secara hukum di kelas ini. Kami telah menerapkan struktur tabrakan depan dan belakang dan guling," ujar dia kepada Interesting Engineering (IE).
Dengan panel surya di atasnya, kata Hoevers, Squad dapat diisi ulang hampir di mana saja, seperti ketika dibiarkan di tempat parkir di siang yang terik. Dalam waktu yang cukup, mobil akan mengisi ulang baterainya hanya menggunakan panel surya di atapnya.
Setelah terisi, mobil bisa dipakai melaju hingga jarak 20 kilometer per hari, tergantung pada kondisi cuaca. Jarak tersebut, kata dia, cukup cukup ideal bagi teknologi kendaraan listrik tenaga surya ringan, yang dirancang untuk perjalanan singkat yang tidak memerlukan listrik dalam jumlah besar.
Konsep "Sharing"
Dirancang untuk mobilitas bersama, pengendara Squad dapat berbagi (sharing) dengan orang lain melalui aplikasi. Hal ini salah satunya bertujuan agar orang mengenal mobil tenaga surya ini tanpa perlu memilikinya pada tahap awal.
"Sebuah platform berbagi dapat memiliki fungsi 'ruang pamer langsung' dimana konsumen dapat menguji coba Squad," jelas Hoevers kepada IE.
"Di sisi pra-pemesanan, sebagian besar adalah pemilik pribadi, dan di sisi B2B, sebagian besar armada dan platform berbagi. Saya berharap sekitar 50-50 unit diproduksi dalam jangka pendek," ujar dia. "Sulit untuk memprediksi bagaimana rasio ini akan berkembang, tetapi saya berharap juga banyak pemilik pribadi yang mencari alternatif untuk membelinya sebagai mobil kedua," imbuh dia.
Squad berjalan dengan dua motor listrik yang berada di roda belakang dengan kapasitas daya 2 kW (total 4 kW). Penyimpanan listriknya berupa empat paket baterai lithium-ion 1,6 kWh yang bisa ditukar dengan mudah yang diisi daya di stasiun pengisian. Artinya, selain mengandalkan panel surya, mobil ini juga dapat mengandalkan baterai untuk perjalanan yang lebih jauh.
Dengan baterai berkapasitas besar yang bisa ditukar, jangkauan meningkat hingga 100 kilometer dan dapat mencapai kecepatan tertinggi hingga 45 kilometer per jam.
Di masa depan, mobil Squad saat ini diposisikan secara unik untuk membantu membawa mobil tenaga surya ke pasar penjualan otomotif yang bersanding dengan mobil listrik. hay/I-1
SUV Tenaga Matahari Pertama
Perusahaan rintisan lainnya yang tengah mengembangkan mobil tenaga surya (solar electric vehicle/SEV) adalah Humble One. Perusahaan berbasis di California, Amerika Serikat (AS), tersebut tengah mengembangkan mobil dengan pendanaan sebesar 20 juta dollar AS.
Uang tersebut digunakan untuk pengembangan mobil tenaga surya dalam model sport utility vehicle (SUV) dengan teknologi yang saat ini belum digunakan secara umum.
Humble One menggunakan energi matahari dari sel surya yang disalurkan dari baterai menuju motor listriknya. Jangkauannya bisa mencapai sekitar 96 kilometer.
Humble percaya bahwa tenaga matahari adalah masa depan mobilitas. Mobil listrik bertenaga surya akan menjadi langkah besar berikutnya dalam mengatasi netralitas karbon. Saat ini SUV Humble One baru terungkap dalam bentuk konsep sebelum mulai diproduksi setelah 2024.
Humble One memang bukan kendaraan penumpang bertenaga surya pertama di dunia. Sebelumnya sedan Hyundai Sonata baru serta Karma Revero juga merupakan kendaraan listrik bertenaga surya. Namun, mobil ini akan menjadi SUV pertama yang menampilkan panel surya di atapnya.
Kendaraan ini nantinya akan menggunakan panel surya untuk menghasilkan energi. Jarak tempuhnya dirancang hingga mencapai 96 kilometer setiap hari. Kemampuan ini sangat berguna untuk mendukung perjalanan sehari-hari meski belum diketahui bagaimana energinya akan diperoleh saat cuaca mendung.
Desainnya terlihat memukau. Atapnya miring, grill besar berwarna hitam yang membentuk seluruh hidung SUV, dan lampu depan LED yang ramping. SUV ini memiliki pintu tanpa pilar, sementara itu mendapat kaca spion konvensional.
Juga terlihat di bagian samping adalah air scoop dan velg alloy berwarna hitam. Humble One mendapatkan lampu belakang berbentuk bumerang yang dihubungkan bersama dengan bantuan tiga garis horizontal yang melintang di seluruh bak truk. Pada bagian belakang dipasang spoiler belakang, serta splitter, yang mungkin juga berfungsi, selain memberikan tampilan yang lebih sporty.
Pada atapnya mendapatkan lebih dari 80 kaki persegi sel fotovoltaik rekayasa untuk menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi. Ketika baterai terisi penuh dari sumber nonsurya, daya jangkauannya meningkat sekitar 805 kilometer.
Terlebih lagi, SUV ini akan memiliki output daya maksimum 1020 hp, sementara itu akan memiliki koefisien drag yang luar biasa sebesar 0,25, berkat desain aerodinamisnya. Ini akan menjadikan Humble SUV salah satu SUV paling aerodinamis pada saat kedatangannya nanti.
Humble One diperkirakan tidak akan memasuki produksi sebelum 2024. Kabarnya, peluncuran akan dilakukan pada tahun berikutnya di AS, diikuti oleh negara-negara lain di seluruh dunia.
Pembuat mobil tersebut mengklaim pasaran harga SUV listrik tenaga surya akan dimulai 109.000 dollar AS atau sekitar 1,6 miliar rupiah. hay/I-1