Penghilangan logam platinum yang nilainya hampir 56 ribu kali lipat dari baja untuk memangkas biaya produksi.
LONDON - Penggunaan logam platinum pada mobil listrik full cell dalam tiga tahun ke depan bakal terpangkas sampai sekecil-kecilnya dan bakal ditiadakan sama sekali dalam satu dekade kemudian. Upaya tersebut akan membuat kendaraan listrik semakin ramah lingkungan dan harganya lebih terjangkau.
Direktur Eksekutif Bahan Bakar Sel Listrik dan hidrogen, Komisi Eropa, Bart Biebuyck, mengatakan jumlah platinum pada kendaraan berbahan bakar listrik generasi berikut telah dikurangi ke tingkat yang sama dengan yang digunakan dalam katalitik konverter kendaraan diesel, yakni antara 3-7 gram.
"Terjadi pengurangan platinum hingga 70 persen antara generasi pertama dan kedua," kata Biebuyck, beberapa hari lalu. Tenaga mobil berbahan bakar listrik didapatkan dari reaksi hidrogen dan platinum. Jenis mobil ini hanya sebagian kecil dari pasar kendaraan listrik, sementara jenis lainnya didominasi oleh penggunaan tenaga baterai.
Namun, teknologi baru itu dapat mengganggu rencana pembangunan jaringan pengisian bahan bakar mobil berbahan bakar listrik di Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Tiongkok. Penghilangan logam mulia yang nilainya hampir 56 ribu kali lipat dari baja itu didorong keinginan industri mobil listrik untuk memangkas biaya produksi.
Sebelum subsidi diterapkan, mobil berbahan bakar listrik paling laris di dunia, Toyota Mirai, dijual seharga 66 ribu poundsterling di Inggris, lebih dari dua kali lipat harga mobil listrik Leaf, produk terlaris Nissan.
Bahan Pengganti
Saat ini sedang dilakukan penelitian untuk menemukan bahan pengganti logam dalam mobil sel listrik. Namun, langkah itu mungkin tidak dibutuhkan dari perspektif pengaruh biaya yang cukup kecil. "Sejumlah percobaan sedang dilakukan di laboratorium menggunakan bahan yang berfungsi sama seperti platinum.
Kami perlu melakukan banyak penelitian tentang itu. Menghilangkan platinum sama sekali masih akan membutuhkan waktu 10 tahun lagi," tambah Biebuyck. Sektor otomotif merupakan pasar utama platinum dengan permintaan lebih dari 40 persen setiap tahun. Logam itu banyak digunakan pada katalitik konverter untuk mengurangi dampak asap dalam katalis diesel.
Setelah skandal emisi Volkswagen 2015, pergeseran dari mesin diesel telah meningkatkan kekhawatiran yang di pasar atas prospek permintaan logam itu. Dengan beralihnya konsumen ke mobil listrik berbahan bakar sel penuh yang menggunakan platinum sebagai katalis, dinilai oleh sejumlah pihak sebagai sumber pertumbuhan permintaan yang potensial akan logam itu.
Namun, dengan adanya keinginan kuat produsen mobil listrik untuk menekan jumlah platinum yang digunakan dapat menggagalkan harapan itu. Dengan hanya 35 jenis yang terdaftar di Inggris tahun lalu, penjualan kendaraan listrik berbahan bakar sel telah tertinggal dari mobil bertenaga baterai, dengan lebih dari 13.500 model mobil listrik bertenaga baterai.
Biebuyck mengatakan mobil bahan bakar sel dapat diisi ulang dengan cepat dan memiliki rentang penggunaan yang lebih lama daripada model baterai. "Setelah 2025 Anda akan lihat, lebih banyak model stasiun pengisian bahan bakar, dan dengan volume yang lebih besar," kata Biebuyck.
SB/Ant/AR-2