Bergoyangnya gedung bernama SEG Plaza itu diduga karena resonansi gelombang. Dalam video di media sosial terlihat ribuan karyawan dan pengunjung gedung berhamburan keluar. Mereka berlarian menghindari risiko tertimpa gedung yang menjulang tinggi di perempatan jalan tersebut.
Biro Manajemen Darurat Shenzhen mengatakan telah menerima laporan tentang bergoyangnya gedung pencakar langit dengan ketinggian 356 meter tersebut. Namun, sampai kini belum diketahui sebabnya.
Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab bergoyangnya gedung berusia 20 tahun yang memiliki 79 lantai itu. Apalagi tidak ada laporan terjadinya gempa bumi pada saat gedung bergoyang Selasa (18/5) pukul 14:50 waktu setempat.
Pada hari itu, laporan cuaca setempat juga menunjukkan kecepatan angin di Shenzhen sekitar 27 km per jam. Kecepatan ini dinilai tidak cukup kuat menggoyang gedung. SEG Plaza yang berada di jantung Kota Huaqiangbei menjadi gedung tertinggi ke-18 di Shenzhen, ke-21 di Tiongkok, dan ke-72 di dunia, menurut Council on Tall Buildings and Urban Habitat.
Gedung selesai dibangun tahun 2000 dan difungsikan sebagai pasar elektronik Huaqiangbei yang terkenal di Kota Shenzhen. Chen Wei, seorang penjual hard drive di SEG Electronics Market yang terhubung dengan SEG Plaza, mengatakan dia tidak merasa adanya goyangan, tetapi diminta meninggalkan gedung.
"Salah satu teman saya berada di gedung bertingkat dan melihat bahwa botol air di meja terlihat bergerak-gerak," kata Chen kepada South China Morning Post. Goyangan gedung bisa saja menimpa gedung sekitarnya.
Namun demikian, menurut Chen, tidak ada evakuasi para pekerja di gedung-gedung sekitarnya. Ji Jialin, seorang Manajer Toko Segmaker Space yang berada di lantai 14 SEG Plaza, menuturkan keadaan darurat terjadi selama istirahat makan siang.
Ia mengungkapkan guncangan lantai 14 kurang dirasakan. "Guncangannya tidak kuat di lantai 14. Tapi, kami semua melarikan diri bersama yang lain lewat tangga," kata Ji.

Efek Resonansi
Menurut seorang kepala insinyur di China Construction Science and Industry Corp, Lu Jianxin, guncangan itu mungkin disebabkan efek resonansi. Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh benda lain yang bergetar dengan frekuensi yang sama. "Jika tidak ada gempa bumi, tidak biasa bagi SEG Plaza untuk mengalami situasi seperti itu," kata Lu.
Ia menilai, dilihat dari informasi yang tersedia, ini bisa terjadi karena adanya frekuensi yang tidak disengaja menimbulkan resonansi. Meski begitu, menurut Lu, perlu penyelidikan resmi untuk mengonfirmasi guncangan.
Para ahli mengatakan, jarang sekali bangunan berguncang sampai dirasakan orang. Apalagi tidak ada gempa bumi. Ini semakin membuat banyak orang bertanya apa penyebab pastinya.
Pemerintah kota mengatakan strukturnya aman, memungkinkan pedagang kembali ke lantai bawah. Tetapi tidak ada batas waktu untuk pembukaan kembali penuh untuk lantai di atas. Pedagang yang dilarang kembali ke gedung menyatakan, hal itu tidak berdampak signifikan terhadap bisnis karena masih dapat menjual secara daring.
Bangunan SEG Plaza dimiliki Shenzhen SEG yang terdaftar di lantai bursa. Kini gedung tersebut dikendalikan oleh komisi pengawasan aset milik pemerintah Shenzhen. Harga saham Shenzhen SEG turun 1,66 persen pada Selasa. hay/G-1

Baca Juga: