Sebelum melakukan penerbangan, NASA's Ingenuity Mars mendarat di Mars bersama robot penjelajah beroda enam Perseverance NASA. Wahana berhasil mendarat di Mars, Kamis, 18 Februari 2021 atau Jumat subuh Waktu Indonesia Barat dengan parasut.

Tepatnya pukul 15.55 ET atau 03.55 WIB, Perseverance berhasil mendarat dengan parasut secara dramatis setelah melewati "teror tujuh menit." Hadirnya Perseverance di planet merah mencatatkannya sebagai penjelajah kelima NASA yang mendarat di planet itu.

Perseverance bersama pasangan duetnya, Ingenuity, akan memulai misi menjelajahi permukaan selama dua tahun ke depan. Misi keduanya, mencari bukti adanya kehidupan mikroba masa lalu dan mengumpulkan sampel untuk dibawa kembali ke bumi di masa mendatang.

Sejak pendaratan hingga 16 Maret tim telah memeriksa tujuh instrumen sains Perseverance dan berbagai subsistemnya. Misi penjelajah menyatakan telah berhasil melewati setiap rintangan. "Sejauh ini, semua berjalan sangat baik. Kami tidak memiliki masalah teknis yang besar," kata ilmuwan Proyek Perseverance, Ken Farley seperti dikutip Scientific America

Tugas besar pertama Perseverance mengangkat dan mengeluarkan Ingenuity, helikopter kecil berbobot 1,8 kilogram, telah berhasil. Selama penerbangan luar angkasa, pesawat mungil itu diselipkan di perut penjelajah. Setelah menemukan tempat untuk terbang, di kawah Jezero, misi kemudian melakukan demonstrasi penerbangan.

Rencana Perseverance menjelajahi Mars sepanjang 35 kilometer pada dua fase misi, "Jezero" dan "Beyond Jezero." Penjelajah akan melakukan perjalanan sejauh itu dalam satu tahun Mars, atau selama 687 hari bumi. Misi sendiri akan berlangsung hingga 2028.

Perseverance membawa 10 tabung untuk diisi tanah dan bebatuan di suatu tempat, dekat kawah Jezero dan 28 lainnya di luar tepi kawah. "Misi ini melibatkan banyak pengemudi dan diharapkan menghasilkan keragaman sampel batuan sangat fantastis dari dua lingkungan yang sangat berbeda di Jezero dan di luar Jezero," kata Farley.

Sampel Perseverance akan dikembalikan ke bumi, pada awal 2031, melalui kampanye bersama NASA-European Space Agency (ESA), yang belum diluncurkan. Sampel akan dikumpulkan oleh "fetch rover" buatan ESA, yang diluncurkan dari permukaan Mars dengan roket yang disediakan NASA. Dia akan dibawa pulang oleh pesawat ruang angkasa ESA, setelah lepas landas di orbit Mars.

Begitu sampai bumi, sampel murni akan dipelajari para ilmuwan seluruh dunia dengan lebih mendetail. Tujuannya, untuk menemukan bukti-bukti kehidupan di Mars pada masa lalu dan sekarang.

Baca Juga: