LONDON - Hasil penelitian yang dipublikasikan pada Senin (29/8) menyebutkan, orang Inggris yang minum beberapa cangkir teh khas, Earl Grey, dalam sehari, cenderung mendapati risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang jarang minum minuman tersebut.

Studi observasional, yang dilakukan dengan mengikuti hampir setengah juta orang di Inggris selama 14 tahun itu menunjukkan orang yang minum dua cangkir atau lebih teh hitam memiliki risiko kematian yang lebih rendah.

"Penyerapan teh yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke yang lebih rendah," bunyi penelitian yang didanai oleh National Cancer Institute itu.

Sementara teh umumnya dianggap sebagai minuman sehat, penelitian sebelumnya hanya menyarankan hubungan antara hasil yang lebih sehat dan seringnya minum teh hijau, yang sebagian besar dikonsumsi di negara-negara Asia seperti Tiongkok dan Jepang.

Seperti dikutip dari straitstimes, studi di Inggris menemukan risiko kematian yang lebih rendah dengan konsumsi teh yang lebih tinggi masih berlaku di antara orang-orang yang menambahkan susu dan gula ke dalam teh mereka, dan terlepas dari kemampuan orang untuk memecah kafein.

"Peminum teh moderat tampaknya lebih sehat daripada mereka yang mengonsumsi dalam jumlah besar. Mereka lebih cenderung bukan perokok, mengonsumsi lebih sedikit daging merah dan daging olahan, dan cenderung minum teh pada suhu yang lebih rendah," kata para peneliti.

Sebagian besar peserta dalam penelitian ini didominasi orang kulit putih sehingga masih belum diketahui apakah manfaat tersebut juga meluas ke kelompok etnis lain dengan gaya hidup dan genetik yang berbeda.

Menurut pakar kedokteran pencegahan dan kesehatan masyarakat di Autonomous University of Madrid, Fernando Rodriguez Artalejo, seperti studi epidemiologi observasional lainnya, penelitian ini juga tidak secara definitif menetapkan bahwa teh adalah penyebab kematian peminum teh yang lebih rendah.

"Hal ini karena tidak dapat dipungkiri bahwa rendahnya angka kematian disebabkan oleh faktor kesehatan lain yang terkait dengan konsumsi teh," ujarnya.

Artalejo mengatakan, penelitian ini juga tidak membahas apakah mereka yang tidak mengkonsumsi teh secara teratur akan meningkatkan kesehatan mereka jika mereka mulai meminum minuman tersebut.

Baca Juga: