JAKARTA - Ganda putra nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukomuljo, berhasil mempertahankan gelar Indonesia Open 2019. Marcus/Kevin menang atas seniornya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dengan dua gim langsung, 21-19, 21-15.

Meski mempertemukan dua wakil tuan rumah, tak membuat pertandingan final ganda putra yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (21/7), kurang greget.

Kedua pasangan tetap berupaya menunjukkan penampilan terbaik. Kejar-mengejar angka terjadi di gim pertama dan kedua. Namun, pasangan berjuluk "Minions" itu berhasil mengatasi perlawanan seniornya dalam waktu relatif cepat dibanding nomor lain, yakni 24 menit.

Atas keberhasilan ini, Marcus/Kevin sukses mempertahankan gelar. Kemenangan ini membuat Marcus/Kevin juga tercatat sudah tujuh kali mengalahkan Hendra/Ahsan dari total sembilan pertemuan. Gelar juara Indonesia Open 2019 juga menjadi prestasi BWF World Tour ketiga Marcus/Kevin sepanjang tahun 2019 setelah Malaysia Masters dan Indonesia Masters. Namun, gelar juara itu menjadi satu-satunya koleksi tuan rumah di Indonesia Open 2019.

"Puji Tuhan, kami kembali juara. Terima kasih kepada pelatih dan PBSI. Melawan Hendra/Ahsan tak boleh lengah sedikit pun, karena jika lengah, mereka akan merebut poin," ujar Kevin usai pertandingan.

Meskipun senang dengan prestasi yang dicapai anak asuhnya, pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, mengutarakan sebaiknya prestasi para pemain-pemain muda bisa mendekati para senior, khususnya Hendra/Ahsan.

"Selama mereka (Hendra/Ahsan) masih bisa, kenapa enggak? Nggak ada masalah buat saya. Tapi di satu sisi, regenerasi harus cepat. Jangan selalu andalkan Hendra/Ahsan, Kevin/Marcus, yang muda-muda harus mendekati, supaya Indonesia banyak ganda putranya, bukan hanya andalkan satu-dua pasang. Kalau bisa empat-lima pasang, kenapa enggak," ujar Herry.

Pertahankan Gelar

Dari hasil pertandingan di nomor lain, Jepang merebut dua gelar lewat ganda putri dan tunggal putri. Pasangan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota berhasil mempertahankan gelar setelah mengalahkan senior mereka, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo, dengan skor 21-16, 21-18.

"Kami bisa bermain dengan tempo cepat dan mematikan serangan lawan. Di gim kedua, lawan bisa membaca permainan kami," ujar Fukushima. "Di gim pertama, kami merasa tidak ada kesulitan, waktu gim kedua, senior kami tidak dalam kondisi yang fit. Kami coba main cepat dan menyerang," sambung Hirota.

Sementara itu, Takahashi mengatakan tidak sedang dalam kondisi seratus persen, sudah tiga hari belakangan merasa kurang fit. ben/S-2

Baca Juga: