JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali tertekan pada awal pekan ini. Selain minim sentimen positif dari dalam negeri, faktor eksternal diperkirakan mendominasi pergerakan rupiah.

Analis DCFX Futures Lukman Leong menilai pelaku pasar cemas terhadap potensi pelambatan perekonomian dalam negeri ke depan.

Selain itu, pasar menanti risalah pertemuan dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Menjelang rilis haskl rapat FOMC tersebut, dollar AS diprediksi rebound terhadap mata uang lain, termasuk rupiah.

Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (21/11), bergerak melemah di kisaran 15.600-15.750 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan lalu melemah tertekan pengetatan likuiditas global. Rupiah ditutup melemah 21 poin atau 0,14 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.684 rupiah per dollar AS.

"Yang dicermati pasar memang kondisi likuiditas global yang mengetat saat ini," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto saat dihubungi di Jakarta.

Kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan bank sentral global guna menekan inflasi, telah memicu krisis likuiditas. Saat ini pelaku pasar mencerna pernyataan yang cenderung hawkish dari pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

Baca Juga: