MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia merespons tuduhan Pentagon bahwa pesawat tempur Rusia telah "melecehkan" drone Amerika untuk ketiga kalinya.

Angkatan Udara Rusia sedang melakukan latihan bersama Suriah, sehingga sebagian wilayah udara negara itu tetap terlarang bagi pasukan pimpinan AS, kata Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan.

"Pihak Rusia sekali lagi menyatakan keprihatinan tentang pelanggaran sistematis protocol dekonflik terkait penerbangan kendaraan udara tak berawak (UAV) dari apa yang disebut koalisi anti-teroris internasional," kata Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, Laksamana Muda Oleg Gurinov dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (8/7), seperti dikutip RT.

Pada Jumat, Komandan Pusat Angkatan Udara AS Letnan Jenderal Alex Grynkewich mengklaim bahwa "tiga drone MQ-9 sekali lagi diganggu oleh pesawat tempur Rusia saat terbang di atas Suriah," selama tiga hari berturut-turut.

Dia tidak membagikan rekaman insiden kali ini, tetapi menuduh pilot Rusia membuat "18 operan jarak dekat yang tidak professional yang menyebabkan MQ-9 bereaksi untuk menghindari situasi yang tidak aman."

RT melaporkan, pada Rabu, Moskow dan Damaskus memulai latihan pertahanan udara bersama yang dijadwalkan berlangsung hingga pertengahan bulan ini.Unit-unit peperangan elektronik juga terlibat dalam latihan tersebut, mempersiapkan aksi bersama untuk melawan serangan udara musuh.

Ditanya apakah pesawat tak berawak AS bisa terbang ke area terlarang, juru bicara Pentagon Patrick Ryder bersikeras saat konferensi pers pada Kamis bahwa tidak masuk akal jika Washington yang harus disalahkan.

"Anda .. apakah Anda melihat videonya? .. Jadi untuk menyatakan bahwa entah bagaimana, Anda tahu, ini adalah kesalahan Kami, itu konyol. Jadi, oke?" katanya kepada wartawan.

Ryder melanjutkan, pasukan AS "telah berhasil menyelesaikan konflik dengan Rusia selama bertahun-tahun." Tetapi dia menolak mengatakan apakah AS mengikuti protokol dekonflik kali ini.

Baca Juga: