ARLINGTON - Badan Proyek Riset Lanjut Pertahanan Amerika Serikat (Defense Advanced Research Projects Agency/DARPA) diwartakan laman Futurism pada awal pekan ini sedang mengembangkan lensa kontak cerdas.

"Adapun tujuan pengembangan DARPA yaitu untuk meningkatkan kemampuan visual super bagi pasukan militer AS di lapangan," demikian tulis Futurism edisi Senin (29/4).

Ketertarikan DARPA untuk mengembangkan lensa kontak cerdas terjadi setelah sebuah sekolah teknik di Paris, Prancis, IMT Atlantique, berhasil membuat inovasi lensa kontak pertama yang berdiri sendiri yang dilengkapi baterai mikro fleksibel pada awal April 2019 lalu.

"DARPA sebelumnya telah mengembangkan lensa kontak cerdas selama satu dekade," lapor Task and Purpose.

Agar bekerja sempurna, lensa kontak cerdas itu harus dipasangkan dengan kacamata pintar khusus. Bentuk perangkatnya sedikit lebih besar dari lensa kontak biasa, dan di bagian tengah terdapat bagian teleskop aluminium sebagai penghubung ke kacamata.

Tantangan terbesar yang dihadapi peneliti IMT Atlantique untuk mengembangkan lensa kontak cerdas ini adalah mengurangi dimensi baterai. Namun berkat baterai mikro fleksibel yang baru dikembangkan, mereka menemukan cara untuk terus menyalakan sumber cahaya LED selama beberapa jam.

Selain bisa meningkatkan kemampuan visual personel militer, lensa kontak cerdas ini pun bisa membantu ahli bedah di ruang operasi hingga membantu pengemudi di jalanan.

Tawaran Investasi

Saat ini pihak militer sangat menggebu menginginkan proyek tersebut. Majalah bisnis Prancis l'Usine Nouvelle menulis bahwa DARPA amat tertarik pada teknologi ini. Bahkan raksasa teknologi Microsoft siap untuk berinvestasi dua juta euro. Menurut majalah hal tersebut yang penting, apalagi perusahaan teknologi HoloLens baru-baru ini meneken kontrak dengan Angkatan Darat AS.

"Semua rancangan ini sudah siap," kata Jean-Louis Bougrenet de la Tocnaye, pimpinan proyek di IMT Atlantique, mengatakan kepada l'Usine Nouvelle. "Kita harus mengintegrasikannya pada Oktober 2019 dan berharap untuk memulai pengujian pada 2020," imbuh dia. "Kemudian kita akan dapat melakukan uji klinis," pungkas dia. ang/Futurism/I-1

Baca Juga: