JAKARTA - Kelompok Houthi di Yaman mencoba menggunakan drone submersible untuk pertama kalinya. Namun drone tersebut hancur dalam gelombang serangan koalisi pimpinan AS pada akhir pekan, demikian klaim Komando Pusat AS.

Dilaporkan RT, Angkatan Laut AS melakukan lima serangan, mengenai tiga rudal jelajah Houthi, sebuah kapal permukaan tak berawak (USV), dan satu kapal bawah air tak berawak (UUV) pada Sabtu (17/2), kata CENTCOM di X (Twitter) pada Minggu (18/2).

"Ini adalah penggunaan UUV pertama yang dilakukan Houthi sejak serangan dimulai pada 23 Oktober,"tulis militer AS. UUV tersebut menghadirkan"ancaman nyata"terhadap kapal Angkatan Laut AS dan kapal komersial di wilayah tersebut, klaimnya.

Sejak awal operasi militer Israel di Gaza, militan Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, telah mengganggu banyak kapal yang berlayar di Laut Merah. Sebagai aksi solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, kelompok Houthi bersumpah akan menyerang kapal apa pun yang terkait dengan Israel sampai pengepungan Gaza berhenti.

Sebagai tanggapannya, AS meluncurkan koalisi maritim internasional untuk melakukan patroli di Laut Merah yang disebut 'Penjaga Kemakmuran', dengan tujuan melindungi jalur pelayaran.

Sejak pertengahan Januari, AS dan Inggris telah melancarkan serangan udara dan laut terhadap"beberapa fasilitas penyimpanan bawah tanah, komando dan kendali, sistem rudal, lokasi penyimpanan dan operasi UAV, radar, dan helikopter"di Yaman dalam upaya untuk menghancurkan"kemampuan Houthi" menyerang kapal militer dan kapal dagang.

Kelompok Houthi berjanji akan "menghadapi eskalasi dengan eskalasi"dan memperluas daftar target potensial mereka dengan memasukkan kapal dagang milik Amerika dan Inggris. Meskipun sejauh ini belum ada rudal Houthi yang mengenai kapal Angkatan Laut AS, kelompok tersebut telah meluncurkan sejumlah rudal dan drone terhadap kapal koalisi pimpinan AS di Laut Merah.

Serangan terhadap angkutan Terusan Suez - sebuah rute yang biasanya mencakup sekitar 15 persen pelayaran komersial dunia -memaksa perusahaan-perusahaan besar untuk menghindari Laut Merah dan berlayar mengelilingi pantai Afrika, karena menghadapi peningkatan biaya dan melonjaknya premi asuransi.

Pada hari Minggu, kapal lain yang berlayar di lepas pantai Yaman dihantam, menurut Operasi Perdagangan Maritim Inggris. Nakhoda kapal melaporkan"ledakan di dekat kapal yang mengakibatkan kerusakan."Namun semua awak kapal selamat.

Baca Juga: