Militer Amerika Serikat (AS) dikabarkan sedang mengembangkan teknologi pertahanan udara terbarunya yang memiliki sistem yang sama dengan microwave dapur.
Beberapa minggu setelah pengumuman mengenai penggunaan senjata berenergi laser, militer AS telah menerima empat unit senjata gelombang mikro bertenaga tinggi yang bernama "Leonidas" dari kontraktor pertahanan Epirus.
Sistem persenjataan teranyar dari Militer AS ini akan diuji coba oleh tentara AS yang berada di Timur Tengah. Prinsip dasar dari senjata gelombang mikro bertenaga tinggi "Leonidas" ini adalah senjata yang menggunakan radiasi elektromagnetik dalam spektrum gelombang mikro. Sama halnya dengan sistem yang microwave dapur miliki.
Jika microwave dapur menggunakan radiasi gelombang mikro yang cukup untuk memanaskan makanan, maka "Leonidas" menggunakan kekuatan yang jauh lebih tinggi untuk menciptakan interferensi gelombang elektromagnetik.
Interferensi gelombang elektromagnetik yang diciptakan "Leonidas" ini dapat menjatuhkan serta 'merusak' sistem perangkat elektronik lawan seperti drone, rudal, dan lainnya dalam jumlah yang masif.
CEO Epirus, Andy Lowery menjelaskan kepada Fast Company bahwa saat ini militer AS tidak memiliki pilihan yang benar untuk mengatasi serangan drone dalam jumlah yang banyak secara bersamaan.
Andy Lowery juga mengatakan dengan optimis bahwa "Leonidas" merupakan jawaban yang efektif untuk memperkuat pertahanan dari militer AS.
"Hari ini, kami tidak hanya memiliki sistem yang baik untuk pertahanan udara jarak pendek terhadap ancaman tersebut, namun kami percaya bahwa ini (Leonidas) adalah satu-satunya program yang ampuh untuk untuk melawan gerombolan besar (drone, rudal, dan persenjataan elektronik lawan)," ucap Lowery, dikutip dari Fast Company, Rabu (12/6).
Militer AS akan mengadopsi Leonidas ke sistem pertahananya dengan ditarik dengan kendaraan taktis atau dipasang di kendaraan kendaraan tempur infanteri. Hal tersebut merupakan salah satu bagian dari strategi pertahanan berlapis di bawah program Angkatan Darat Militer AS yaitu Indirect Fire Protection Capability - High-Power Microwave (IFPC - HPM) atau Kapabilitas Pertahanan Tembakan Tidak Langsung - Gelombang Mikro Bertenaga Tinggi.
"Gelombang mikro bertenaga tinggi seperti Leonidas akan mengeluarkan berkas energi seperti perisai," jelas juru bicara Epirus, Shane Karp, kepada Fast Company.
Anggaran AS menyatakan bahwa sistem ini (Leonidas) akan digunakan untuk pertahanan jarak pendek situs tetap dan semi-tetap dari serangan gerombolan sistem pesawat tanpa awak atau Unmanned Aircraft Systems (UAS).
Program Indirect Fire Protection Capability - High-Power Microwave (IFPC - HPM) bukanlah satu-satunya program yang menarik perhatian Pentagon. Karp membeberkan bahwa perusahaan baru-baru ini telah menandatangani kontrak untuk versi lebih kecil dari Leonidas, yaitu Expeditionary Directed Energy Counter Swarm (ExDECS).
ExDECS adalah sistem penangkal gelombang energi terarah yang akan dipasang pada kendaraan taktis dari korps marinir AS untuk perlindungan konvoi. Angkatan Laut AS berencana akan menguji Leonidas versi kecil ini untuk melawan kapal-kapal kecil selama eksperimen teknologi di laut pada bulan Juni ini.
Pengujian di dunia nyata ini sangat dinantikan oleh pimpinan militer AS karena maraknya penggunaan drone murah yang telah mengganggu pasukan AS di Timur Tengah dan kapal perang Amerika di Laut Merah sejak dimulainya genosida bangsa Palestina oleh Israel.
Melansir dari Fast Company, Epirus telah menerima kontrak senilai 66 juta dolar AS dari Angkatan Darat AS untuk mengirimkan empat prototipe Leonidas yang akan diuji coba di tahun ini. Jika sistem ini terbukti selama pengujian, maka IFPC - HPM dapat menjadi program resmi Pentagon pada tahun 2027.