JAKARTA -Mertuanya pernah jadi Panglima TNI dan Wapres. Dia sendiri karirnya melesat hingga jadi jenderal bintang empat. Bahkan, nyaris jadi Panglima TNI meski kemudian tak jadi. Siapa dia?

Dia adalah Jenderal Purnawirawan Ryamizard Ryacudu. Ya, Ryamizard, jenderal purnawirawan bintang empat ini tak lain adalah menantu dari Jenderal Purnawirawan Try Soetrisno. Seperti diketahui Jenderal Try Soetrisno pernah jadi Pangkostrad, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Panglima ABRI (Panglima TNI) dan terakhir menjadi Wakil Presiden mendampingi Soeharto.

Ryamizard sendiri jadi menantu Try Soetrisno setelah mempersunting Nora Tristyana, putri dari Try Soetrisno. Berikut jejak karir militer Jenderal Purnawirawan Ryamizard Ryacudu yang dirangkum dari berbagai sumber.

Ryamizard, lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 21 April 1950. Ia merupakan abituren Akabri atau sekarang Akademi Militer (Akmil) tahun 1974. Kawan satu Angkatannya salah satunya adalah Letjen Purnawirawan Prabowo Subianto yang saat ini jadi Menteri Pertahanan.

Selepas lulus dari Akabri, Ryamizard langsung merintis karir militernya di Kodam Tanjungpura. Jabatan pertama yang dipegangnya adalah sebagai Komandan Peleton Kodam XII/Tanjungpura. Kemudian dia jadi Komandan Kompi Pelajar, Komando Pendidikan (Dodik) yang masih dibawah naungan Kodam XII/Tanjungpura.

Setelah itu diangkat jadi Komandan Kompi Secaba, Dodik, Kodam XII/Tanjungpura. Ia mulai menjabat Komandan Kompi Secaba, Dodik, Kodam XII/Tanjungpura sejak 28 Desember 1977. Lalu dipromosikan menjadi Komandan Batalyon infanteri 641 dan 642, Kodam XII/Tanjungpura pada 22 Juli 1980.

Kemudian ditugaskan jadi Kepala Seksi-2/Operasi Yonif 641 pada 18 Januari 1982. Pada 1 Januari 1987, Ryamizard dapat penugasan baru untuk memegang posisi sebagai Kepala Seksi Operasi Brigif Linud 17 Kujang. Karirnya terus merangkak naik. Pada 1 Juli 1988, ia diberi mandat jadiWakil Komandan Yonif Linud 305/Tengkorak.

Lalu dapat promosi jabatan sebagai Komandan Yonif Linud 305/Tengkorak. Karirnya kian moncer. Karena setelah itu kembali ia naik kelas jabatan saat ditunjuk jadi Kepala Staf Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad. Dan kembali dipromosikan untuk memegang posisi Komandan Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad.

Setelah itu ia dapat penugasan baru di Kodam Wirabuana. Di Kodam Wirabuana, Ryamizard didapuk jadi Asisten Operasi Kodam VII/Wirabuan. Kemudian ditugaskan ke luar negeri sebagai Komandan Kontingen Garuda XII-B ke Kamboja dan Komandan Sektor 5 Barat, dipercaya oleh pasukan PBB di Kamboja (UNTAC).

Pada bulan September 1995, Ryamizard kembali memegang jabatan baru. Jabatan baru yang dipegangnya adalahKomandan Komando Resor Militer 044/Garuda Dempo, Kodam II/Sriwijaya. Usai bertugas di Kodam Sriwijaya, Ryamizard ditarik ke Kostrad untuk memegang posisi Kepala Staf Divif 2/Kostrad yang dijabatnya sejak 1 Agustus 1996.

Lalu, diangkat jadi Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya, merangkap sebagai Wakil Ketua Tim Pengamanan Hutan Terpadu yang mulai dipegangnya sejak 15 Juli 1997. Pada tahun 1998 atau tepatnya 15 Maret 1998, Ryamizard dipromosikan menjadi Panglima Divif 2/Kostrad. Kemudian jadi Kepala Staf Kostrad di tahun yang sama.

Di tahun 1999, ia dapat promosi jabatan dipercaya menjadi Pangdam V/Brawijaya. Tak lama setelah itu, ia ditarik ke ibukota Jakarta untuk memegang posisi strategis sebagai Pangdam Jaya/Jayakarta. Ia jadi Pangdam Jaya dari tanggal 4 November 1999 sampai dengan 1 Agustus 2000. Bintangnya makin bersinar, saat ia kembali dapat promosi jabatan untuk menduduki posisi Pangkostrad pada tahun 2000.

Usai bertugas sebagai Pangkostrad, pada tahun 2002, Ryamizard naik kelas jadi orang nomor satu di TNI Angkatan Darat alias jadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) yang dijabatnya sampai tahun 2005. Dan terakhir, oleh Presiden Jokowi, Ryamizard Ryacudu sempat dipercaya jadi Menhan sebelum digantikan oleh kawan satu angkatannya Letjen Prabowo Subianto.

Baca Juga: