BERLIN - Masa depan kepimpinan Kanselir Jerman, Angela Merkel, untuk empat kalinya berturut-turut, bakal menemui jalan terjal. Sejak memenangkan pemilu 24 September lalu, hingga kini Merkel gagal membentuk koalasi dan belum mampu membentuk pemerintahan baru.


"Satu kesepakatan pun belum ada yang dibuat," kata Merkel dalam konferensi pers di Berlin, Senin (20/11).


Merkel menyatakan dia bakal berkonsultasi dengan Presiden Frank-Walter Steinmeier tentang langkah apa yang harus diambil selanjutnya. Gagalnya negosiasi untuk membentuk koalisi dan pemerintahan baru dalam sebulan terakhir ini membuat situasi politik dan ekonomi Jerman menjadi tak menentu.


Steinmeier dilaporkan mempunyai dua opsi untuk mengatasi masalah tersebut. Pertama, Merkel masih bisa menjalankan roda pemerintahan dengan kabinet minoritas. Kedua, Steinmeier akan mengumumkan pemilu ulang jika pemerintahan tak kunjung terbentuk.


Sembari menunggu keputusan final, Merkel berujar bahwa dia masih menjabat sebagai Pelaksana Tugas (acting) Kanselir Jerman.


Semua Menolak


Sistem pemerintahan yang dianut Republik Federal Jerman adalah koalisi. Biasanya, koalisi itu terjadi antara dua partai besar yang diwakili Union dengan Sosial Demokrat (SPD). Namun, pemimpin SPD, Martin Schulz, dan sejumlah ketua partai lainnya mengumumkan tidak akan menggabungkan diri dalam pemerintahan Merkel.


Alasannya, mereka tidak puas dengan hasil pemilihan yang memenangkan Union dengan jumlah suara 32,93 persen saat pemilihan populer, dan 34,70 persen saat pemilihan Bundestag.


Karena itu, Merkel kemudian mencoba membentuk koalisi Jamaika. Koalisi tersebut menggabungkan Partai Kebebasan Demokratik (FDP) dan Partai Hijau. Merkel menyetujuinya dan mengumumkan tengah melakukan penjajakan dengan FDP dan Partai Hijau untuk menggelar negosiasi awal 18 Oktober lalu.

Namun Senin (20/11), ketua FDP, Christian Lindner, memutuskan tidak melanjutkan negosiasi tersebut."Lebih baik tidak membentuk pemerintahan daripada memerintah dengan jelek," kata Lindser. uci/Rtr/P-4

Baca Juga: