Patung sepatu berukuran besar di perempatan Jalan Cibaduyut-Soekarno Hatta, Bandung, Jawa Barat, menjadi penanda jika Anda sudah memasuki kawasan sentra pembuatan sepatu Kota Bandung, Cibaduyut. Patung ini sudah menjadi ikon dari Cibaduyut, meski kini kawasan tersebut tidak hanya menjual sepatu, tapi juga menjual tas, jaket, dan aksesori lainnya.

Pasang surut sepatu Cibaduyut sudah menjadi kehidupan sehari-hari dari para perajinnya, yang sebagian besar membuka toko sekaligus bengkel atau showroom. Banyak yang gulung tikar, tapi ada juga yang tetap bertahan.

Saat produk sepatu impor dari Tiongkok booming, sentra Cibaduyut pun terimbas. Saat itulah titik nadir produksi sepatu lokal asal Bandung. Banyak yang tutup, namun ada juga yang bertahan, meski harus mengalah.

Ya, sebagian toko di Jalan Cibaduyut akhirnya menjual sepatu-sepatu impor dari Tiongkok, bersanding dengan sepatu produksi lokal. Cara ini rupanya ampuh untuk membuat mereka tetap bisa bertahan.

Sekretaris Lurah Cibaduyut, Yusef Juhanda, menyebutkan sekitar 250 kios saat ini ada di Cibaduyut. Sebagian besar merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). "Sebagian besar memang toko kecil, beberapa di antaranya toko besar, tapi juga ikut menggandeng perajin lokal," katanya ditemui belum lama ini.

Menurutnya, pasang surut industri sepatu lokal sudah menjadi hal biasa bagi perajin Cibaduyut. Namun dengan berbagai pelatihan baik yang dibiayai oleh Pemkot Bandung atau CSR berbagai perusahaan yang peduli dengan UMKM, mereka bisa tetap bertahan. Bahkan, proses regenerasi sudah dapat berjalan dengan baik. "Kami terus berusaha agar pekerja di bawah umur juga dikurangi," jelasnya.

Bersandingnya produk lokal dengan produk impor ternyata ikut mengerek harga dan juga kualitas sepatu buatan perajin. Bahkan, sejumlah merek terkenal dari luar negeri ternyata dibuat atau di makloon di sini.

Sepatu hasil produksi Cibaduyut kini tidak kalah berkualitas dengan sepatu-sepatu bermerek dari luar negeri. Hal ini terbukti dari banyaknya wisatawan mancanegara yang mengunjungi dan berbelanja di Cibaduyut. Pesanan dari Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan sejumlah negara lainnya pun masih mengalir ke pengusaha sepatu Cibaduyut.

Kelebihannya adalah harga produk lokal tentu jauh lebih murah, bahkan dengan harga grosir. Pembeli pun bisa menawar harga, asal tidak membeli di toko swalayan, tapi ditoko kecil sepanjang jalan Cibaduyut.

Yang menjadi masalah di Cibaduyut saat ini adalah kemacetan. Jalan yang relatif sempit, apalagi jika ada bus besar yang bertandang, jalan tersebut pun akan macet total. Suasana kemacetan rutin terjadi setiap akhir pekan, saat wisatawan membeludak.

Untuk mengatasinya, Pemkot Bandung pun berencana melakukan revitalisasi kawasan Cibaduyut dari gangguan kemacetan. Salah satunya membuat jalan tembusCibaduyut-Kopo, sepanjang 1,3 kilometer dengan lebar 19 meter. Jalan yang sudah mulai dibangun itu nantinya dinamakan Jalan Wisata Cibaduyut.teguh raharjo/E-3

Baca Juga: