Aleksandria yang berada di bawah Yunani yang menyebarkan budaya Helenistik, menciptakan bangunan megah sebagai bentuk dari keajaiban arsitektur. Puncaknya dengan dibangunnya Mercusuar Besar Aleksandria, yang menjadi bukti dari kemajuan matematika dan teknik.

Aleksandria yang berada di bawah Yunani yang menyebarkan budaya Helenistik, menciptakan bangunan megah sebagai bentuk dari keajaiban arsitektur. Puncaknya dengan dibangunnya Mercusuar Besar Aleksandria, yang menjadi bukti dari kemajuan matematika dan teknik.

Mercusuar yang dibangun di Pulau Pharos ini dibangun oleh arsitek terkenal Sostratus dari Cnidus dengan bantuan para ahli matematika yang tidak terhitung jumlahnya. Bangunan ini dibangun untuk memberi petunjuk kapal agar tidak menabrak karang ketika mengunjungi Aleksandria untuk berdagang.

Meskipun sudah lama hancur, bangunan ini diyakini memiliki tinggi 121,92 meter. Di puncaknya berupa cakram dari kuningan yang akan memantulkan cahaya obor ke laut, sebagai tanpa bagi awak kapal.

Namun dunia tidak mengenal kata abadi. Aleksandria yang menjadi rumah bagi beberapa filsuf terbesar dunia kuno pada waktunya juga mengalami kemunduran. Puncaknya ketika pemerintahan Romawi mulai berkuasa dan mengambil alih posisi Athena sebagai pusat pembelajaran filsafat.

Memasuki abad ke-4 M, dunia kuno menjadi semakin religius, dan ini terjadi di Aleksandria. Plato dan Pythagoras sekali lagi menjadi populer dan para filsuf dari seluruh dunia datang ke Aleksandria untuk mempelajarinya.

Semua hal besar harus berakhir pada 642 M ketika bangsa Arab yang dipimpin oleh Amr ibn al-As menginvasi Aleksandria dan kota tersebut jatuh pada tahun berikutnya. Ketika kerajaan Islam berkuasa, pusat-pusat pengetahuan dipindah ke Damaskus dan kemudian Baghdad, sehingga masa keemasan Aleksandria pun harus berakhir. hay/I-1

Baca Juga: