JAKARTA - Meorient Exhibition International kembali menggelar secara serentak tiga pameran dagang skala internasional yaitu Building & Decoration Expo (BDExpo), Appliances & Electronic Show (AES), dan HomeLife pada 13-16 Maret 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta. Pameran ini akan dibuka pada dari 13 - 15 Maret 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

General Manager Meorient Exhibition International Larissa Zhou, menerangkan, penyelenggaraan pameran ini merupakan wujud nyata akan komitmen perusahaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pihaknya akan menghadirkan pameran dagang berkualitas yang mencakup beberapa sektor penting di masing-masing industri yang menopang pertumbuhan ekonomi.

Sektor industri yang akan dihadirkan cukup beragam. Beberapa di antaranya adalah bahan bangunan, dekorasi, furnitur, elektronik dan gawai (gadget), peralatan/kebutuhan rumah tangga, tekstil, hingga produk rumah pintar (smart home product).

"Meorient Indonesia tidak hanya menawarkan platform bagi pelaku industri untuk menampilkan produk-produk dan inovasi terbaru namun juga membuka pintu bagi peningkatan perdagangan dan investasi," kata dia pada konferensi pers 'Indonesia sebagai Episentrum Perdagangan & Inovasi di Asia Tenggara' di Jakarta, Rabu (6/3).

Larissa menambahkan, inisiatif tersebut dilakukan dengan menyatukan pemain kunci dari berbagai industri dan sektor, serta potensi besar dalam mendukung upaya memperkuat ekosistem perdagangan dan inovasi, sekaligus menarik minat global.

Pada pameran tersebut akan hadir 800 peserta dengan ribuan produk, teknologi dan inovasi terbaru yang sedang diminati oleh pasar global. Hal ini diklaim akan memberi keuntungan besar bagi importir, distributor, agen dan pengecer/ pengecer daring di Indonesia.

"Tidak hanya itu, pameran juga menyuguhkan berbagai program dan kegiatan yang bermanfaat seperti O2Obusiness matching program, business forum, entrepreneur workshop, importers session, the 1st In Indonesia showcase, dan lain-lain selama empat hari penyelenggaraannya," ungkap Larissa.

Pameran ini juga didukung oleh berbagai asosiasi profesi di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Ikatan Pengusaha Bahan Bangunan Indonesia (IPBBI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), dan Himpunan Desainer Interior (HDII) Jakarta.

Ia berharap pameran ini selain menjadi jembatan bagi pengusaha baik dalam maupun luar negeri untuk mengembangkan pasarnya. Di samping itu juga menjadi ajang transfer ilmu, pengetahuan, dan teknologi (knowledge and technology transfer) sehingga para pengusaha Indonesia dapat mengembangkan produk dengan kualitas terbaik di negeri sendiri.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Pengusaha Perempuan dan UKM dari IPBBI, Variati Johan menyoroti sektor konstruksi di Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,68 persen pada 2024, dengan total pasar konstruksi mencapai 349,16 triliun rupiah. Pertumbuhan ini didorong oleh proyek-proyek infrastruktur pemerintah, termasuk pembangunan IKN.

"Pembangunan infrastruktur pendukung seperti gedung, rumah aparatur sipil negara, Polri, TNI, fasilitas pendidikan, dan kesehatan, serta fasilitas sarana dan prasarana lainnya, berpotensi meningkatkan produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar 0,1 persen. Dan ini merupakan sebuah peluang positif yang sangat baik," kata dia.

IPBBI berharap pameran ini akan menjadi sebuah ajang terbaik bagi para pengusaha bahan bangunan Indonesia untuk bertemu dan bekerja sama. Mereak para pemasok baru yang menawarkan berbagai produk, inovasi dan teknologi terkini di sektor bahan bangunan dan dekorasi sehingga memberi warna baru dalam industri bahan bangun di Indonesia."Indonesia akan menjadi tren dalam inovasi di kawasan Asia Tenggara," kata Variati.

Ketua HDII DKI Jakarta, Ranu Scarvia mengatakan pameran juga menjadi sebuah momentum bagi desainer untuk mencari referensi perkembangan teknologi dan produk, acuan tren desain. Dengan demikian pengunjung dapat mengetahui produk dan inovasi terbaru dari masing-masing merek dari berbagai negara.

"Menjadi seorang desainer dituntut untuk selalu meng-upgrade bukan hanya skills tetapi juga pengetahuan dan wawasan akan produk, teknologi, inovasi yang akan memberikan inspirasi, ide dan saran untuk desain-desain yang akan dihadirkan. Pameran ini menjadi sangat penting bagi segenap desainer di Indonesia untuk hadir dan mendapatkan hal-hal baru yang ada di industri desain," kata Ranu.

Di sisi lain, Ketua Aprindo, Roy Nicholas Mandey mengatakan, Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat besar untuk berbagai produk, baik itu bahan bangunan, interior, rumah tangga hingga elektronik. Kenyataan ini dibuktikan dengan semakin banyaknya toko ritel di Indonesia yang menjual berbagai produk tersebut, baik dalam skala besar maupun skala kecil.

"Ini sebuah iklim yang sangat baik karena menandakan bahwa perdagangan di Indonesia berjalan dengan sangat baik. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipastikan akan terus melaju pesat," ungkap dia.

Laporan Bank Indonesia menyebutkan, Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai level tertinggi sejak awal pandemi Covid-19 pada April 2023, yaitu 242,9. Ini menandakan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga yang signifikan, khususnya melalui penjualan ritel.

"Apalagi kita akan menyambut momen Ramadan dan lebaran serta strategi potongan harga dari pedagang ritel. Kami berharap melalui pameran ini, para pengusaha ritel di Indonesia bisa mendapatkan referensi maupun mitra baru yang akan memberi manfaat baik bagi perkembangan dan kemajuan bisnis ritel mereka," kata Roy menjelaskan.

Sementara itu, perwakilan dari Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) Ashari Abidin menerangkan, pasar Industri elektronik Indonesia dalam kurun waktu 2024 hingga 2028 diperkirakan akan terus meningkat. Angkan diprediksi mencapai nilai 21,410 miliar dollar AS dengan peningkatan 2,53 persen per tahun.

"Pasar elektronik Indonesia sendiri, walaupun terus meningkat namun masih sangat bergantung kepada impor barang jadi dan komponen dari luar negeri. Ini merupakan sebuah fakta yang harus kita akui," ungkapnya.

Kehadiran pameran ini menjadi sebuah solusi bagi para pengusaha di sektor teknologi dan informasi di Indonesia untuk mendapatkan produk dan teknologi terbaru. Peran importasi sebagai pengisi kebutuhan pasar di Indonesia juga menjadi salah satu pemicu munculnya UMKM yang berbasis daring.

"Data menunjukkan penjualan daring mencapai 26 persen dari penjualan elektronik. Kami menyambut baik peran pameran yang diadakan Meorient sebagai sarana B2B yang memberikan kemudahan bagi para pelaku bisnis elektronik untuk memenuhi kebutuhan pasar elektronik Indonesia yang terus tumbuh dengan pesat," ucapnya.

Baca Juga: