Judul : Psikologi Freud Sebuah Bacaan Awal
Penulis : Calvin S Hall
Penerbit : Ircisod
Cetakan : Februari 2019
Tebal : 240 halaman
ISBN : 978-602-7696-70-9

Sigmund Freud adalah salah satu tokoh besar dunia psikologi. Warisan pikirannya banyak dipakai di bidang seni dan sastra. Beberapa tokoh filsafat dan ilmuwan kontempoerer juga banyak menggunakan gagasannya sebagai landasan berpikir tentang manusia dan masyarakat. Freud lahir di Moravia tahun 1856 dan besar di Wina. Kalaulah tidak Nazi menginvasi Austria pada tahun 1937, mungkin Freud tidak pindah ke London yang sekaligus kota tempat meninggal.

Setelah tamat dari sekolah kesehatan, Freud sangat menekuni science. Ia tidak berniat membuka praktik. Sebagai seorang Yahudi yang hidup di dalam masyarakat antisemit, Freud mengalami kesulitan perekonomian untuk menghidupi keluarganya, sehingga terpaksa praktik.

Dengan kejeniusan, sambil praktik, Freud tetap meneliti pasien gangguan. Data para pasien melahirkan aliran psikodinamika. Di dalam pengembangan pemikiran, Freud tidak terlepas dari semangat zaman (zeitgeist) saat itu. Masyarakat Eropa sedang dihebohkan buku Darwin, The origin of Species. Di samping itu, juga viral bidang fisika tentang penemuan prinsip konservasi energi oleh Helmoltz. Kedua kejadian inilah yang ikut mempengaruhi teori psikodinamika Freud.

Menurut Freud, kepribadian manusia analog dengan sistem energi yang tersalurkan di dalam sistem id, ego, dan superego. Id merupakan sumber energi utama yang bekerja pada tataran nirsadar dan irasional. Ia memiliki tugas sebagai sistem pemenuhan segala kebutuhan seseorang untuk dapat terus bertahan hidup. Inilah inti teori Darwin. Hasil pemenuhan kebutuhan manusia menghasilkan kenikmatan dan kepuasan. Sedangkan jika tidak terpenuhi kebutuhan tersebut, akan menghasilkan ketegangan psikologis.

Pada awalnya, id hanya memberi energy pada gerak reflek. Namun banyaknya kebutuhan manusia, gerak reflek saja tidak cukup. Lalu, id mengalirkan energinya pada sistem ego yang bekerja pada tataran realitas dan rasional. Ego akan mencari cara yang masuk akal untuk memenuhi dorongan id. Namun, dengan sistem kerja demikian, terkadang ego menunda pemenuhan kebutuhan dengan lebih dulu mencari objek yang cocok dan cara masuk akal (hlm 40).

Dalam pelaksanaannya, ego juga diawasi superego, suatu sistem yang berkaitan dengan nilai moral. Ketika ego melakukan kesalahan, superego akan menghukumnya, kemudian menghasilkan rasa bersalah. Sedangkan bila perilaku yang ditampilkan tepat, superego akan mengapresiasi, menimbulkan rasa bangga. Hal ini analog seperti orang tua menyampaikan standar-standar tertentu kepada anaknya (hlm 54).

Hukuman pada ego oleh superego, membuatnya tidak melakukan pemuasan ketegangan dari id. Pada situasi ini, ego menjadi tertekan. Menurut Freud, tekanan yang dirasakan ego yang didapat dari dorongan id dan tidak dapat dipenuhi karena larangan superego merupakan sumber kecemasan manusia.

Dari dinamika ketiga sistem psikologis yang mengalirkan energi inilah kepribadian dan perilaku manusia dapat dijelaskan. Harari, dalam bukunya Sapiens menjelaskan, cara melihat manusia dipengaruhi kemajuan yang dicapai pada suatu masa. Freud yang hidup di zaman yang didominasi mesin, cenderung melihat manusia seperti sistem energi.

Dewasa ini, saat ditemukan komputer, psikologi kognitif menawarkan cara pandang baru yang menganalogikan manusia seperti komputer. Walaupun internet dan prosesor dengan kecepatan tinggi telah ditemukan yang membuat manusia menjadi makhluk sibuk dan tergesa-gesa, setidaknya buku ini masih relevan sebagai dasar menyingkap kepuasan semu yang ditawarkan dunia. Diresensi Rizal Kurniawan, Dosen Psikologi UNP

Baca Juga: