Pihak Hak Asasi Manusia, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat terdapat 102 warga sipil yang meninggal dunia dan 304 lainnya luka-luka di Ukraina. Jumlah tersebut tercatat sejak Rusia melancarkan invasi di Ukraina pada Kamis (24/2) lalu.

Namun, Kepala Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet mengatakan, angka tersebut merupakan perkiraan saja. Menurutnya, jumlah korban sebenarnya di Ukraina diperkirakan jauh lebih banyak.

"Sebagian besar warga sipil ini tewas oleh senjata peledak dengan daerah dampak yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem roket multi-peluncuran, dan serangan udara. Angka sebenarnya, saya khawatir, jauh lebih tinggi," kata Michelle dikutip dari Reuters, Selasa (1/3).

Seperti diketahui, tercatat 422.000 warga Ukraina telah meninggalkan negara mereka. Sedangkan, jumlah penduduk yang masih mengungsi di Ukraina masih lebih banyak.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Uni Eropa untuk mengizinkan Ukraina mendapatkan keanggotaan di bawah prosedur khusus segera mungkin. Ini bertujuan agar Ukraina mendapatkan bantuan akibat invasi yang dilancarkan Rusia.

"Tujuan kami adalah untuk bersama semua orang Eropa dan yang paling penting, menjadi setara. Saya yakin itu adil, saya yakin kami pantas mendapatkannya," ucap Zelensky.

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta pada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan perang 'atas nama kemanusiaan'.

"Presiden Putin dalam nama kemanusiaan, tarik balik pasukan Anda kembali ke Rusia," kata Guterres usai menghadiri pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, dikutip Reuters, Jumat (25/2).

Guterres mengatakan serangan Rusia di Ukraina merupakan momen paling menyedihkan dari masa jabatannya lima tahun. Ia mengingatkan 'dunia kita sedang menghadapi momen bahaya' atas krisis tersebut.

Selain itu, kata dia, perang akan menyebabkan kematian dan pengungsian, serta orang-orang akan kehilangan harapan di masa depan. Bahkan, aksi Rusia melahirkan konsekuensi besar pada ekonomi dunia.

Baca Juga: