JAKARTA - Penyelenggara festival fetish di Belgia memperingatkan pesertanya akan kemungkinan terpapar penyakit cacar monyet. Peringatan itu dikeluarkan setelah pejabat kesehatan publik negara itu menghubungkan tiga kasus dengan acara yang baru saja ditutup di Antwrep.

Dilansir Newsweek, Jumat (20/7), Festival Darklands mengunggah pengumuman tersebut di website resminya pada Jumat (20/5), di hari yang sama ketika pejabat kesehatan publik mengkonfirmasi kasus penyakit langka ini.

Pengumuman dikeluarkan saat kekhawatiran para peneliti tentang penyebaran cacar air yang biasanya ditemukan di hutan tropis di Afrika Barat dan Tengah, kini ditemukan di Eropa.

Darksland merupakan acara empat hari yang melayani para pria gay, meliputi festival siang hari, beberapa pesta malam hari, termasuk edukasi dan belanja yang mempromosikan seleksi luar biasa untuk para ritel fetish di pasar," menurut website resminya. Festival ditutup pada 9 Mei.

"Ada alasan untuk mengasumsikan bahwa virus dibawa oleh para pengunjung dari luar negeri ke festival setelah terjadi kasus di negara lain," kata penyelenggaran festival dalam unggahannya.

Unggahan tersebut menyebutkan, otoritas kesehatan meminta penyelenggara untuk memperingatkan para pesertanya agara waspada jika mengalami gejala melepuh yang tak biasa selama tiga minggu sejak kontak terakhir.

Kementerian Kesehatan Belgia Frank Vandenbroucke mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat, tiga kasus cacar monyet telah diidentifikasi di wilayah Flemmish. Jumlah kasus masih dipantau setelah Inggris, Portugal, dan Spanyol melaporkan penularan penyakit ini terjadi terutama di antara pria yang melakukan kontak seksual dengan pria lain.

Vandenbroucke menambahkan risiko penularan ke penduduk secara umum masih rendah."

Saat ini, sudah ada 76 kasus dan 65 suspek cacar monyet di negara-negara dimana penyakit ini tidak biasa ada, menurut papan pengumuman yang dibuat insinyur manajemen Italia Antonio Caramia.

Sebagian besar kasus tersebut saat ini terjadi di Eropa khususnya di Spanyol dan Portugal. Wabah penyakit ini paling banyak terlihat di benua Eropa. Amerika Serikat mengkonfirmasikan dua kasus.

"Sejauh ini, wabah yang dilaporkan di 11 negara saat ini sangat tipikal, kasus-kasus tersebut terjadi di Negarannegara non-endemik," kata badan kesehatan dunia WHO dalam sebuah pernyataan pada Jumat.

Lebih dari 1.300 kasus suspek cacar monyet dan 58 orang meninggal telah dilaporkan sebagai bagian dari wabah penyakit. Kasus-kasus paling baru terkonsentrasi di Republik Demokratik Kongo hingga awal bulan ini.

Menurut WHO, virus menyebar melalui kontak erat dengan lainnya. Stigmatisasi terhadap kelompok masyarakat tertentu membuat mereka tak mau mendatangi layanan kesehatan. Hal ini dapat memperpanjang wabah.

WHO mengatakan, pihaknya berharap kasus-kasus berikutnya dilaporkan sebagai data baru yang masuk.

Direktur Regional WHO Dr Hans Kluge mengatakan pada Jumat, virus dapat terus menyebar selama pesta dan festival musim panas. Dia khawatir virus disebarkan oleh orang-orang yang terkait dalam kegiatan seksual yang mungkin tidak memahami gejala penyakit ini.

Baca Juga: