Desa yang juga masuk dalam kawasan Geopark (taman bumi) Pengunungan Meratus sebagai salah satu situs dari 54 situs yang ditetapkan secara nasional pada 2018.
Banjarmasin --Desa Belangian di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, merupakan wilayah yang berada di kaki Pegunungan Meratus.
Di desa itu ada Waduk Riam Kanan, danau buatan karena dibangunnya bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang diresmikan pada 1973.
Desa yang juga masuk dalam kawasan Geopark (taman bumi) Pengunungan Meratus sebagai salah satu situs dari 54 situs yang ditetapkan secara nasional pada 2018.
Desa yang juga masuk kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam itu ditetapkan melalui Keppres RI Nomor 52 tahun 1989, tanggal 18 Oktober 1989.
Karena itu, desa dengan luasnya 125 kilometer persegi ini menjadi istimewa untuk diangkat menjadi objek wisata berskala nasional, bahkan dunia.
Sebab, di desa ini hampir memiliki segalanya, tentang keindahan alam yang lestari, hutan raya yang luas dan terjaga, aliran sungai riam yang jernih mengalir deras di bebatuan yang bersumber dari gunung.
"Kami sangat terbuka terhadap orang luar yang berkunjung ke desa kami," ujar Kepada Desa Belangian Aunul Khoir saat berbincang dengan ANTARA, di rumahnya.
Saat dikunjungi, desa yang dihuni sekitar 105 kepala keluarga dengan 340 jiwa tersebut, warganya ramah menyapa dengan senyum persahabatan.
Sebagai desa yang mayoritas penduduknya beragama Muslim, di Desa Belangian sangat menjunjung syariat Islam dan menebarkan kebaikan antarsesama.
Karenanya, pemimpin desa itu memastikan warganya akan selalu bersikap sopan dan penuh persahabatan bagi pengunjung maupun wisatawan yang tentunya juga bersikap yang sama.
Bahkan, pengakuan para pengunjung, warga desa itu tidak sulit diminta tolong. Para pengunjung mau minta tolong untuk dibawa ke mana saja tidak akan ada penolakan.
Desa Belangian juga banyak dikunjungi para peneliti karena sebagai salah satu situs Geopark Pegunungan Meratus Nasional yang kini diajukan untuk diakui UNESCO Global Geopark (UGG).
Pegunungan Meratus merupakan pegunungan yang dalam ilmu geologi terbentuk dari susunan kerak samudera yang disebut ophiolite, yang terangkat ke permukaan sejak 200-150 juta tahun lalu.
Dari keterangan Badan Pengelola Geopark Pegunungan Meratus, situs Desa Belangian merupakan situs budaya yang secara geografi terletak pada koordinat berlokasi 3 derajat 35' 45.49 lintang Selatan serta 115 derajat 3' 48.87 bujur Timur.
Menuju situs Desa Belangian ini jika ditempuh dari Ibu Kota Provinsi Kalsel, Kota Banjarbaru, berjarak sekitar 25 kilometer menggunakan kendaraan bermotor hingga ujung aspal di Desa Tiwingan, Kabupaten Banjar, dilanjutkan menggunakan transportasi sungai atau perahu bermesin (kelotok) sekitar 2 jam.
Situs ini merupakan bagian dari perjalanan rute timur yang bertema "Pelayanan mengesankan menembus sejarah Bumi dan manusia" yang memiliki arti Bukit Matang Keladan, ibarat menara pandang untuk menikmati hamparan danau buatan.
Danau yang menyimpan sejarah desa yang ditenggelamkan dengan segala cerita. Danau yang menyimpan sejarah Bumi dengan gunung berapi di dasar laut, petilasan kapak batu, hingga berlian. Danau yang juga memberi masa depan bagi mereka yang tetap bertahan.
Lokasi yang tersusun atas batuan hasil kejadian Bumi (geologi) yang berasal dari kelompok Diorit yang berumur 143-157 juta tahun lalu (kapur awal) ini merupakan desa paling selatan dan sebagai pintu gerbang menuju hutan hujan tropis Kahung.
Keberadaan lokasi desa ini berkaitan dengan pelaksanaan proyek pembuatan bendungan Riam Kanan, di mana lokasi ini dahulunya merupakan area perkebunan untuk warga yang tinggal di Desa Kalaan dan sekitarnya yang berada di lembah, sebelum tergenang oleh air danau Riam Kanan. Karena memiliki topografi yang lebih tinggi, sehingga warga (sekitar 30 kepala keluarga) yang terkena dampak proyek berpindah ke lokasi itu.
Nama desa yang telah diresmikan pada tahun 1985 yang kemudian bernama Desa Belangian ini diambil dari nama teluk/telaga yang ada di dekat dasar, yakni Telaga Belangian.
Belangian berasal dari bahasa Suku Dayak, yang terbagi menjadi dua suku kata, yaitu "Balai" yang berarti tempat pertemuan dan "Ngian" yang berarti mahkluk halus.
Jadi secara utuh nama desa ini didasarkan pada adanya acara/upacara adat yang diselenggarakan di teluk/telaga Belangian yang memberikan sesajen berupa pemberian makan hutan yang diselenggarakan setahun sekali, dengan mengundang makhluk-makhluk halus yang ada di segala penjuru Riam Kanan.
Bahkan, bagi pemerintah desa setempat, tanah di Desa Belangian memiliki keistimewaan tersendiri, misalnya, hasil tanam kacang rasanya dinilai sangat gurih dibandingkan dengan kacang tanah dari daerah lain.
Segala tanaman buah-buahan maupun lainnya yang ditanam di desa itu tumbuh subur, bahkan banyak pepohonan besar yang mungkin jarang dilihat di hutan lainnya.
Alam di Desa Belangian juga memberikan berkah bagi perajin kain batik Sasirangan yang merupakan kain khas Provinsi Kalsel, sebab dari hutan itu didapat bahan baku untuk pewarna alami yang banyak dari dedaunan, kulit kayu, hingga buah-buahan.
Desa Belangian juga memiliki kekayaan perikanan yang bersumber dari Danau Waduk Riam Kanan.
Jika digambarkan secara umum, keindahan alam Desa Belangian bisa disamakan dengan Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalsel, yang sudah ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), bahkan namanya sudah mendunia.
Alam Loksado dengan Belangian sama-sama merupakan bagian dari Geopark Pegunungan Meratus. Loksado dari rute utara, sedangkan Belangian dari rute timur.
Dengan ketiadaan jalan darat, ongkos untuk ke Desa Belangian cukup besar, sehingga patut menjadi perhatian agar dibangun infrastruktur mempermudah ke lokasi objek wisata itu.
Ini sebagai upaya untuk mengangkat Desa Belangian sebagai salah satu objek wisata andalan Provinsi Kalsel yang bisa dipromosikan ke tingkat nasional, hingga mancanegara.
Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel menyatakan bahwa pariwisata situs Geopark Desa Belangian perlu dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Pemprov Kalsel terus membantu pengembangan pariwisata di desa tersebut, selain infrastruktur yang sudah dibangun juga membina kelompok sadar wisata.
Selain itu, Pemprov juga terus mempromosikan pariwisata situs Geopark Desa Belangian tersebut hingga ke mancanegara, sebagai bagian kekayaan taman bumi di Kalsel yang patut dikunjungi.