JAKARTA - Nilai tukar rupiah diperkirakan menlanjutkan penguatannya, hari ini (22/9). Pelaku pasar cenderung memilih menunggu petunjuk baru dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed terkait rencana pengereman injeksi likuiditas (QE).
Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (21/9) sore, ditutup menguat usai Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuannya. Rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,04 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.238 rupiah per dollar AS.
"Dari internasional, pelaku pasar sedikit wait-and-see jelang pertemuan The Fed pekan ini. Jadinya, ditahannya suku bunga acuan BI menjadi sentimen positif yang mendominasi perdagangan hari ini," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20- 21 September 2021 memutuskan untuk mempertahankan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen, suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.
Bank sentral menyatakan keputusan itu sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menurut Nikolas, saat ini sejumlah negara menunggu arahan dari The Fed sebelum memutuskan kebijakan moneternya. The Fed dijadwalkan menggelar rapat dewan kebijakan (FOMC) pada 21-22 September.