Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong hilirisasi dan komersialisasi hasil riset untuk mendorong pertumbuhan perusahaan rintisan ataustartupdi Indonesia.

Teten menekankan pentingnya menghubungkan hasil-hasil penelitian, baik dari perguruan tinggi maupun dari proposal terbuka, dengan dunia industri.

"Penelitian jangan hanya berhenti di publikasi ilmiah, tetapi harus bisa dihilirisasi, diindustrialisasi, dan dikomersialkan," katanya di Jakarta, Selasa.

Salah satu lembaga yang dapat berperan aktif dalam proses hilirisasi ini adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Teten mengatakan bahwa pihaknya telah membuka komunikasi dengan BRIN agar hasil-hasil riset dari para akademisi dan profesional dapat langsung dimanfaatkan oleh parastartupdalam mengembangkan produk dan layanan yang inovatif.

Selain dukungan dari BRIN, Teten juga menyoroti pentingnya peran inkubator dalam ekosistemstartup. Inkubator, baik yang ada di kampus maupun di sektor swasta, diharapkan dapat memberikan pendampingan yang komprehensif kepadastartup,mulai dari tahap ide hingga tahap komersialisasi.

"Dengan adanya ekosistem yang kuat,startupIndonesia akan lebih mudah mengakses pendanaan dariventure capitalglobal," ucap dia.

Pemerintah juga mendorong agarstartup-startupbaru dapat fokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, seperti pendidikan, teknologi, dan pertanian.

"Kami ingin mendorong diversifikasi sektor startup di sektor produksi, tidak hanya terfokus padae-commercedanpayment system," pungkas Teten.

Sampai dengan September 2024, Kemenkop UKM telah melakukan pendampingan akselerasi dan inkubasi kepada 713startup. Teten menyatakan bahwa kementerian juga telah menjalankan program Startup Go Global 2024, yang melibatkan tujuh lembaga inkubator dan 11startupyang diikutsertakan dalam kunjungan belajar ke Belanda dan Australia.

Parastartupitu harapkan dapat menjadi wirausaha kelas dunia yang mampu melahirkan sumber pertumbuhan dan sumber ekonomi baru.

Baca Juga: