Badung - Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyebutkan potensi yang dimiliki Republik Indonesia dan negara-negara di Afrika saling melengkapi sehingga banyak kerja sama yang bisa dikembangkan.
"Karena potensi mereka sebetulnya itu bisacomplement(melengkapi). Kayak Zimbabwe mereka punya litium, kita tidak punya litium. Itu kanpart ofekosistem dari EV ya, EV battery (baterai kendaraan listrik," kata Menteri Roslan usai menyampaikan sambutan di sesi Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) di Nusa Dua Kabupaten Badung, Bali, Minggu.
Negara-negara di Afrika terutama Maroko, lanjutnya, merupakan produsen fosfat terbesar ketiga di dunia dan memerankan peran penting dalam rantai pasokan global yang bisa digunakan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Bahkan industri kesehatan dan spa kenamaan Indonesia sudah memiliki beberapa cabang di Afrika yang membuktikan bahwa kedua negara bisa saling melengkapi.
"Nah sebetulnya itucomplementbagaimana kita bisacome updenganpolicyyang benar, kebijakan yang benar. Dan juga di saat bersamaan mengikutsertakan para pengusaha, BUMN dan juga UMKM kita untuk kerja sama," ucapnya.
Melalui pelaksanaan IAPF, Menteri Rosan berharap nilai perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Afrika dapat meningkat karena selama ini kerja sama baru berasal dari sektor-sektor besar di bidang energi.
"Kita lihat kerja sama ini terus terbangun, tapi memang perlu kita akselerasi lagi melihat potensi antara Afrika dan Indonesia ini sebagai globalsouth-southitu sangat besar. Tadi disampaikan juga, sekarangtradeperdagangansouth-southlebih besar daripadanorth-north for the first timegitu," tuturnya.
Kementerian Investasi mencatat Indonesia telah menginvestasikan 2,09 miliar dolar AS (Rp32,46 triliun) di negara-negara utama Afrika. Sedangkan, investasi Afrika di Indonesia telah mencapai 1,73 miliar dolar AS (Rp26,9 triliun).
Tak hanya itu, pada 2023, perdagangan bilateral telah berkembang pesat dengan Indonesia mengekspor barang olahan dan mengimpor bahan baku penting dari Afrika.
Lebih lanjut Rosan mengungkap bahwa Indonesia juga tengah memajukan perjanjian investasi bilateral dengan Afrika untuk memastikan iklim investasi yang stabil.
Sejauh ini, terdapat tiga perjanjian investasi bilateral dalam tahap pra-negosiasi, empat dalam tahap ratifikasi, dan dua perjanjian sedang aktif.