JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat, Lloyd Austin, pada hari Selasa (16/7), melakukan pembicaraan dengan rekannya dari Tiongkok, Dong Jun, melalui telekonferensi video, yang jadi pembicaraan substantif pertama antara para pemimpin pertahanan negara adidaya dalam hampir 18 bulan.

"Kedua pejabat tersebut membahas hubungan pertahanan AS-RRT serta masalah keamanan regional dan global," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan, merujuk pada Republik Rakyat Tiongkok.

Dikutip dari Yahoo News, AS berupaya memperkuat kerja sama pertahanan dengan sekutu-sekutunya di kawasan Asia-Pasifik untuk melawan pengaruh Tiongkok yang semakin besar, namun juga ingin menjaga jalur komunikasi dengan Beijing untuk mencegah ketegangan menjadi tidak terkendali.

"Menteri Austin menekankan pentingnya terus membuka jalur komunikasi militer-ke-militer antara Amerika Serikat dan RRT setelah pembicaraan antara kedua pihak dalam beberapa bulan terakhir," bunyi pernyataan Pentagon.

Austin menegaskan kembali Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi dengan aman dan bertanggung jawab di mana pun hukum internasional mengizinkan, dan menggarisbawahi pentingnya penghormatan terhadap kebebasan navigasi di laut lepas yang dijamin berdasarkan hukum internasional, khususnya di Laut Tiongkok Selatan.

Interaksi signifikan terakhir Austin dengan mitranya dari Tiongkok terjadi pada November 2022, ketika ia bertemu dengan Wei Fenghe di Kamboja.

Wei kemudian digantikan oleh Li Shangfu, yang berjabat tangan dan berbicara singkat dengan Austin pada konferensi pertahanan di Singapura, Juni lalu, namun tidak mengadakan pertemuan formal dengan pimpinan Pentagon.

Seorang pejabat senior pertahanan AS mengtakan Tiongkok tidak mau menyetujui perundingan antara Austin dan Li ketika Li berada di bawah sanksi Amerika, hambatan yang hilang ketika Li digantikan oleh Dong tahun lalu.

Ketegangan AS-Tiongkok

Ada banyak perselisihan antara Washington dan Beijing, terutama mengenai Taiwan, pulau demokratis dengan pemerintahan sendiri yang diklaim Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya yang akan diambil suatu hari nanti, dengan kekerasan jika perlu.

Beijing menghentikan kerja sama dengan AS dalam sejumlah isu termasuk perundingan pertahanan pada Agustus 2022 untuk mengungkapkan ketidaksenangannya atas kunjungan Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi ke pulau tersebut, namun Presiden AS, Joe Biden dan timpalannya dari Tiongkok, Xi Jinping, menyetujui perbaikan hubungan pada pertemuan puncak pada bulan November.

Sengketa mengenai Laut Tiongkok Selatan yang hampir seluruh wilayahnya diklaim oleh Beijing, merupakan potensi konflik lainnya, dengan bentrokan antara kapal Tiongkok dan Filipina yang memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.

AS juga menyoroti sejumlah insiden dalam beberapa tahun terakhir yang menyatakan pesawat tempur dan kapal Tiongkok beroperasi dengan cara yang tidak aman di sekitar pesawat dan kapal Amerika.

Austin telah berulang kali menekankan pentingnya komunikasi militer-ke-militer sebagai cara untuk mencegah kemungkinan konflik, dan baru-baru ini ada beberapa interaksi antara pejabat militer Amerika Serikat dan Tiongkok meskipun ada ketegangan antara kedua belah pihak.

Hal ini termasuk perwira tinggi militer AS Jenderal Charles "CQ" Brown yang berbicara dengan rekannya Jenderal Liu Zhenli pada bulan Desember, dan pembicaraan antara pejabat militer dari Washington dan Beijing bulan ini mengenai keselamatan dalam interaksi antara angkatan bersenjata mereka.

"Pentagon dan Tiongkok terus mendiskusikan perjanjian di masa depan antara para pemimpin senior pertahanan dan militer kami," kata pejabat senior pertahanan AS.

"Perjanjian ini memberi kami peluang untuk mencegah persaingan berubah menjadi konflik dengan berbicara secara jujur mengenai kekhawatiran kami," tambahnya.

Baca Juga: