SINGAPURA - Menteri Luar Negeri Tiongkok, pada Selasa (14/9), mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Singapura, Lee Hsien Loong, dalam rangkaian tur Asia Tenggara yang dipandang sebagai penolakan terhadap upaya Washington untuk menegaskan kembali pengaruhnya di wilayah tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, baik Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, telah mengunjungi negara-kota itu dan mengecam keras agresi Beijing yang berkembang di Asia.

Perjalanan itu adalah bagian dari upaya pemerintahan baru AS untuk mengatur ulang hubungan di kawasan itu setelah era Donald Trump yang bergejolak, dan membangun benteng melawan kekuatan Tiongkok yang meningkat.

Selain Singapura, Menteri Luar Negeri, Wang Yi, singgah di Vietnam dan Kamboja dalam perjalanannya. Kedua negara tersebut juga dikunjungi oleh pejabat senior AS dalam beberapa bulan terakhir.

Perkembangan Regional

Pada Selasa, dia mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Singapura Lee, yang mengatakan bahwa pasangan itu memiliki "diskusi yang produktif dan jujur tentang perkembangan internasional dan regional".

Sehari sebelumnya, ia juga bertemu dengan menteri luar negeri negara-kota dan wakil perdana menteri. Asia Tenggara adalah medan pertempuran yang semakin penting untuk pengaruh bagi dua ekonomi terbesar dunia pada saat Beijing menantang kekuasaan politik dan dominasi militer AS di kawasan itu.

Menurut analis urusan internasional di konsultan Solaris Strategies Singapore, Mustafa Izzuddin, perjalanan Wang merupakan "keputusan strategis" oleh Beijing yang ditujukan untuk menanggapi komentar yang dibuat oleh pejabat AS.

"Kepemimpinan Tiongkok ingin tetap berada di radar negara-negara Asia Tenggara yang mempraktikkan lindung nilai yang sangat pragmatis antara Amerika Serikat dan Tiongkok," kata Izzuddin kepada AFP.

Baca Juga: