JAKARTA - Rektor Universitas Widya Mataram, Edy Suandi Hamid, mengharapkan menteri baru yang mengurusi bidang pendidikan dapat melakukan pembenahan, terutama jenjang pendidikan dasar dan menengah. Menurutnya, selama ini pendidikan dijadikan ajang coba-coba.
"Bisa itu membenahi karut-marut pendidikan dasar dan menengah kita ya. Yang selama ini-itu sepertinya dijadikan banyak ajang coba-coba gitu ya," ujar Edy, kepada Koran Jakarta, Rabu (16/10).
Dia menerangkan, salah satu pembenahan yang bisa dilakukan adalah posisi Indonesia dalam Programme for International Student Assessment (PISA). Menurutnya, skor PISA mesti dirancang sejak hari pertama menjabat.
"Mengubah itu enggak akan mampu 100 hari pertama. Tapi paling tidak mau melakukan langkah-langkah pertama untuk pembenahan itu. Idenya harus muncul di 100 hari pertama," katanya.
Edy meminta menteri selanjutnya mesti mengkaji ulang ujian akhir siswa, seperti Ujian Nasional (UN) atau Ujian Akhir Sekolah (UAS). Menurutnya, ujian akhir siswa mesti bisa menstimulasi semua potensi anak.
Dia mengatakan, hal tersebut penting agar anak bisa berkembang sejak masa pendidikan dasar dan menengah. Apabila ada ujian akhir, polanya harus bisa menggambarkan kemampuan anak bukan sekadar alat meluluskan siswa.
"Jadi jangan sampai evaluasi itu mematikan anak. Jadi enggak naik kelas hanya karena satu mata pelajaran misalnya," tuturnya.
Pendidikan Dasar
Sebelumnya, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti dipanggil Presiden Terpilih Prabowo Subianto ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta pada Senin (14/10). Mu'ti mengaku diminta Prabowo memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Tadi Pak Prabowo menyampaikan memberikan amanah kepada saya untuk memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan insyaallah saya didampingi oleh wakil menteri," terangnya.
Edy menilai penunjukan Mu'ti merupakan contoh dari pembentukan Zaken Kabinet, yakni kabinet yang terdiri dari kombinasi teknokrat, profesional, dan politisi. Menurutnya, Mu'ti merupakan cendekiawan yang fokus pada dunia pendidikan di Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
"Kalau kita lihat latar belakang pendidikannya, terus jabatan dia di Muhammadiyah itu di bawahnya ada belasan ribu sekolah dan dia paham tentang itu," katanya.
Terpisah, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Busyro Muqoddas menilai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti memiliki kompetensi yang relevan menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen).
"Dia kan guru besar di bidang pendidikan, satu. Dan yang kedua, dulu kan pernah menjadi Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)," kata Busyro di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta, kemarin.
Menurut Busyro, rekam jejak Mu'ti yang cukup panjang di bidang pendidikan mewakili kompetensinya untuk memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Selain itu, siapa pun yang pada akhirnya menjadi Mendikdasmen, Busyro berharap mampu membenahi arah pendidikan di Indonesia dengan membangun desain, filosofi, ideologi, metodologi yang komprehensif, dan kompatibel sebagaimana tujuan pendidikan karakter.
Dengan begitu, ia berharap pendidikan di Indonesia kelak mampu membangun kepemimpinan dengan berbasis ilmu dan profesi. "Tapi, bukan membentuk tukang lho. Kalau tukang itu orientasinya ahli, itu nanti untuk pasar. Kalau pendidikan diorientasikan untuk memenuhi market, ya berarti itu industri," katanya. Ant/S-2