“Jadi DTKS kami usahakan bagaimana kami melindungi data semaksimal mungkin dengan penggunaan alat dan penggunaan teknologi dan penggunaan software yang kebetulan kita bisa membuat sendiri. Kebetulan teman-teman bisa membuat sendiri."

JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, memastikan pihaknya mengupayakan pelindungan data bantuan sosial atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Pernyataan tersebut menanggapi serangan siber pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 20 Juni 2024 lalu.

"Jadi DTKS kami usahakan bagaimana kami melindungi data semaksimal mungkin dengan penggunaan alat dan penggunaan teknologi dan penggunaan software yang kebetulan kita bisa membuat sendiri. Kebetulan teman-teman bisa membuat sendiri," ujar Risma usai acara Graduasi Penerima Bansos, di Jakarta, Jumat (28/6).

Dia mengakui pengamanan semaksimal mungkin tidak selalu sempurna, mengingat sistem sekuat apapun bisa terkena serangan. Menurutnya, dampak yang ditimbulkan akan sangat berat jika DTKS mampu diretas.

Risma mengatakan, telah mewanti-wanti para pegawai di Kemensos agar data ini tidak boleh mengalami pembobolan. Begitu juga dengan perbaikan data tersebut yang dilakukan setiap bulan.

"Kami mencoba bagaimana melindungi data kami. Karena memang, coba bayangin, saya juga sempat ngomong di awal, saya jadi menteri, tolong jangan kemudian kita perbaiki, kemudian itu kita rusak," jelasnya.

Graduasi Bansos

Pada kesempatan tersebut, Mensos mengungkapkan, pihaknya kembali menggraduasi penerima bantuan sosial (Bansos). Sebanyak 3.415 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk periode Mei 2024 berhasil graduasi, sehingga total KPM yang sudah graduasi selama 2024 sebanyak 18.702.

"Pada 2023, jumlah KPM yang graduasi adalah 10.073, sehingga total KPM yang keluar dari garis kemiskinan dan keluar dari penerima bantuan sosial adalah 28.775. Jumlah ini jauh melampau target tahun 2023-2024, yaitu sebanyak 16.000 KPM," tuturnya.

Dia menerangkan, sebanyak 5.713 KPM Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Reguler dan PENA Berdikari 13.732 sudah graduasi. Begitu juga dengan6.878 KPM PENA ATENSI, 1.822 PENA Komunitas, 52 PENA Bencana, dan 578 PENA Vokasi 578 sudah graduasi.

"Kami juga sudah meluncurkan program PENA Muda yang dikhususkanbagi anak muda berusia 20-30 tahun, baik yang orang tuanya penerima Program Keluarga Harapan (PKH) atau anak muda lain yang memenuhi syarat," tuturnya.

Risma menerangkan, pihaknya juga mengupayakan program PENA di daerah-daerah yang terisolir. Meski tidak mudah, tapi pihaknya mencoba menangani secara intens.

"Biasanya kita coba ngangkat produk-produk di daerah yang memang jauh, yang terisolir. Jadi contohnya misalkan sekarang yang Pulau Buru sekarang sudah kita bisa jual di beberapa gerai.Kita lagi coba ini untuk tangani secara intens," ucapnya.

Baca Juga: