Mensos Risma menyatakan bahwa tidak semua penyandang disabilitas di Indonesia dapat melanjutkan pendidikan lantaran terhalang masalah mobilitas. Oleh karena itu, Mensos Risma menegaskan niatnya bekerja sama untuk mengembangkan Sekolah Luar Biasa agar para murid penyandang disabilitas dapat menjadi mandiri
JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan niatnya bekerja sama untuk mengembangkan Sekolah Luar Biasa (SLB) agar para murid penyandang disabilitas dapat menjadi mandiri.
Mensos Risma di Jakarta, Senin (18/9), mengatakan hal ini sedang dalam pembahasan dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, yang membawahi pendidikan di SLB.
Menurut dia, tidak semua penyandang disabilitas di Indonesia dapat melanjutkan pendidikan lantaran terhalang masalah mobilitas.
"Jadi mereka kan tidak bisa sendiri dan memang sebagian besar juga dari anak-anak disabilitas ini dari keluarga tidak mampu," ujar Mensos Risma.
Selain itu, para murid SLB yang memiliki jenis disabilitas yang beragam, juga membutuhkan aksesibilitas yang layak agar dapat beraktivitas. Hal itulah yang menurut Mensos belum terdapat pada sekolah tersebut.
Sementara jika dibandingkan di balai-balai yang dikelola Kementerian Sosial (Kemensos), dia mengungkapkan anak-anak yang putus sekolah karena menyandang disabilitas telah difasilitasi pelatihan agar mereka dapat mandiri dan melanjutkan hidup.
Sedangkan jika pilihannya pada sekolah inklusi, atau membuat penanganan khusus pada anak penyandang disabilitas pada sekolah tersebut, terdapat permasalahan yang cukup rumit.
Selain harus memperbaiki fasilitas penunjang belajar hingga perbaikan gedung sekolah yang aman, rupanya tidak semua guru memiliki latar belakang mengajar khusus untuk penyandang disabilitas yang beragam.
"Mereka memerlukan treatment-treatment sendiri, tidak bisa disamakan semua," kata dia.
Sehingga Mensos Risma memiliki keinginan besar agar anak-anak di SLB memiliki keterampilan atau life skill setelah menjalani pendidikan.
Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam Rapat Kerja Bersama bersama Komisi VIII DPR di Jakarta, Kamis (14/9) menyatakan ingin berdiskusi dengan Mendikbudristek Nadiem Makarien dan Menag Yaqut Cholil Qoumas mengenai pendidikan inklusif atau Sekolah Luar Biasa (SLB) yang dapat menjadi ranah Kementerian Sosial untuk para murid penyandang disabilitas. Ant/I-1