Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini memastikan pihaknya tidak akan mengambil alih Sekolah Luar Biasa (SLB). Adapun pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian terkait yang mengelola SLB untuk melengkapi proses pembelajarannya.

JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini memastikan pihaknya tidak akan mengambil alih Sekolah Luar Biasa (SLB). Adapun pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian terkait yang mengelola SLB untuk melengkapi proses pembelajarannya.

"Saya akan bicara dan menghadap Mendikbudristek dan Menag terkait ini. Saya tidak pada tataran mengambil alih. Untuk bidang tertentu seperti life skill kita bisa bantu, kita bisa turun," ujar Risma, kepada awak media, di Jakarta, Senin (18/9).

Dia menjelaskan, berdasarkan pengalamannya sebagai Walikota Surabaya, pengelolaan SLB memang tidak mudah sebab tiap anak disabilitas memiliki kebutuhan berbeda. Di sisi lain, tidak semua guru memiliki bekal mengajar para disabilitas.

Risma memastikan, dia ingin agar setiap anak mendapat hak pendidikan, termasuk para disabilitas. Pihaknya mencatat, ada 42.940 anak disabilitas dalam rentang usia 12-16 tahun yang tidak bersekolah. "Saya bukan ambisi ambil alih, tapi semua anak harus mendapat pendidikan apapun kondisinya," jelasnya.

Keterampilan Hidup

Risma menilai, pembelajaran di SLB masih kurang dari segi materi keterampilan. Menurutnya, hal tersebut penting agar para disabilitas bisa mandiri jika tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

"Jadi kayak SMK. Di SLB diberikan life skill kalau dia tidak bisa lanjutkan pendidikan, kalau bisa sampai kuliah tidak apa-apa. Jadi ketika dia keluar dia bisa mandiri dalam kehidupannya," katanya.

Dia memastikan, pihaknya akan menawarkan konsep kepada kementerian terkait agar pembelajaran di SLB semakin berkualitas. Salah satunya adalah dengan kolaborasi antara balai di Kemensos dengan SLB.

"Jadi salah satunya itu, apakah nanti dia setelah selesai di SLB bisa kita tangani di balai atau balai langsung memberikan pelatihan di SLB. Untuk disabilitas ini butuh kerja sama lintas sektor," tandasnya.

Baca Juga: