Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini mendorong penyandang disabilitas untuk mandiri dan profesional. Dia meminta sentra rehabilitasi sosial dan sekolah luar biasa agar bisa mewadahi dan menyalurkan minat serta bakat para penyandang disabilitas.

BANDUNG - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini mendorong penyandang disabilitas untuk mandiri dan profesional. Dia meminta sentra rehabilitasi sosial dan sekolah luar biasa agar bisa mewadahi dan menyalurkan minat serta bakat para penyandang disabilitas.

"Itu jadi penting karena mereka tidak selamanya skolah. Mereka akan hadapi dunia nyata. Kalau dia passionnya apa ya kita arahkan kesitu," ujar Risma, saat mengunjungi Sentra Wyata Guna, di Bandung, Jumat (5/5).

Dia mengajak semua pihak untuk memperhatikan keberlangsungan para penyandang disabilitas. Peran pemerintah daerah juga penting untuk mewadahi dan menyalurkan minat bakat penyandang disabilitas untuk menjadi salah satu sumber pendapatan mereka.

Risma mengungkapkan dirinya memiliki komitmen terhadap para penyandang disabilitas. Hal tersebut dilanjutkan ketika menjadi Mensos dengan menyediakan fasilitas pendukung minat bakat penyandang disabilitas.

"Iya kita siapkan, jadi semenjak saya jadi Menteri itu saya siapkan. Makanya ada cafe-cafe gini. Ini di seluruh balai kita ada untuk mereka bisa mengeksplor kemampuan dia," jelasnya.

Dia menilai, hal tersebut bisa dilakukan untuk menyiapkan penyandang disabilitas di dunia nyata. Menurutnya, jangan sampai hal tersebut dilakukan atas dasar paksaan. "Yang paling penting adalah kita tidak memaksa mereka. Tapi dia harus menghadapi dunia nyata bahwa melanjutkan kehidupannya setelah dia sekolah," katanya.

Renovasi SLB

Pada kesempatan tersebut, Risma juga mengecek proses renovasi di SLBN A Pajajaran Kota Bandung. Hal tersebut juga menjawab keresahan para orang tua/wali murid serta guru terkait sarana dan prasarana yang ada.

Dia menyebut, beberapa ruang sekolah sudah rampung direnovasi dan bisa ditempat. Meski ada dua ruangan lagi yang harus direnovasi, tapi kegiatan belajar mengajar bisa berjalan. "Tadi ada dua ruang yang mungkin kita akan tambal. Tapi kan saya gak mau kalau masih ada yang nempati. Karena nanti kan kalau ada apa-apa saya ikut salah, gitu resikonya. Jadi mereka harus pindah dulu," tandasnya.

Baca Juga: