Menpora akan memperluas cabang olah raga peraih medali olimpiade sehingga prestasi Indonesia tidak tertumpu pada satu atau dua cabang olah raga saja.

JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olah raga (Menpora) Zainudin Amali menyatakan akan memperluas cabang olah raga (cabor) yang ditargetkan meraih medali di Olimpiade menjadi sasaran utama peningkatan prestasi ola hraga nasional.

Menurut Zainudin, langkah itu dilakukan agar prestasi olah raga Indonesia tidak hanya bertumpu pada satu atau dua cabang olah raga saja.

"Kami ingin memperluas basis cabang olah raga yang menyumbangkan prestasi. Kalau hanya mengandalkan capaian medali saja, bisa jadi dari Olimpiade ke Olimpiade kita hanya terkotak di satu atau dua cabor saja yang konsisten," ujar Zainudin dikutip situs resmi Kemenpora, Jumat (6/8).

"Tapi paradigma seperti ini kami ubah di desain besar olah raga nasional. Kita tidak boleh lagi bertumpu pada satu atau dua cabor seperti sekarang,"sambungnya.

Sepanjang partisipasi Indonesia di Olimpiade, bulu tangkis dan angkat besi menjadi dua cabang yang konsisten menyumbangkan medali untuk Merah Putih.

Pada Olimpiade 2008 Beijing, misalnya, bulu tangkis menyumbangkan emas lewat ganda putra Hendra Setiawan/Markis Kido, serta perunggu dari Eko Yuli Irawan pada cabang angkat besi.

Angkat besi kembali mempersembahkan medali di London 2012 lewat Eko Yuli Irawan, Citra Febrianti, dan Triyatno.

Di Rio 2016, Indonesia meraih satu emas dan dua perak. Kemudian di Tokyo 2020, bulu tangkis dan angkat besi lagi-lagi menjadi penyumbang medali bagi Indonesia. Capaian tersebut, menurutnya, sudah memenuhi target karena berhasil meningkatkan jumlah perolehan medali dari Olimpiade sebelumnya.

Dengan adanya Grand Design Olahraga Nasional yang saat ini masih terus dikaji Kemenpora, Zainudin berharap cabang olahraga lain juga bisa mendapat medali sehingga dapat memperbaiki peringkat Indonesia dalam setiap partisipasinya di Olimpiade.

"Kami sedang me-review total ekosistem pembinaan olah raga nasional. Kami sedang menanti payung hukumnya, yaitu Peraturan Presiden (Perpres). Jika ini sudah jalan, kita akan ada panduan prestasi dari Olimpiade ke Olimpiade. Kami akan konsisten menjalankan itu,"tandas Zainudin.

Capaian di Olimpiade Tokyo 2020, menurut Menpora, akan menjadikan evaluasi demi kebaikan prestasi olahraga Indonesia ke depan.

Sasaran Utama

Pemerintah memberikan apresiasi terhadap perjuangan atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Namun, di balik apresiasi itu, menurutnya, ada yang jauh lebih penting untuk menyiapkan prestasi menuju pentas Olimpiade 2024 Paris.

Menurut Menpora, di balik hasil prestasi selama ini ada hal yang sangat penting yakni tentang perubahan paradigma. Paradigma baru untuk menjadikan Olimpiade sasaran utama, tidak menyamakan dengan Asian Games dan SEA Games.

Termasuk bagaimana mengukur keberhasilan tidak dengan hanya perolehan medali, akan tetapi perbaikan peringkat yang meningkat. Perubahan paradigma ini, semua ada dalam Grand Design Olah raga Nasional yang sedang menunggu payung hukum berupa Perpres.

"Jika ukurannya medali, tentu kita sudah tercapai dibanding Olimpiade yang lalu, tetapi kali ini ada perubahan paradigma. Grand Design Olahraga Nasional (yang masih menunggu Perpres), sudah diujicobakan untuk perbaikan peringkat dan ukuran prestasi," jelasnya.

"Ke depan kita harus me-review total pembinaan prestasi dan target-target. Apapun hasilnya saya tegaskan kita tidak akan kembali pada paradigma lama, supaya tidak salah kita perlu Grand Design Olah raga Nasional, dengan yang lain saya tidak yakin," sambungnya.

Menpora juga menjelaskan agar pelaksanaan Grand Design Olah raga Nasional ini nantinya bisa berjalan maksimal, maka harus ada payung hukum yang kuat. ben/S-2

Baca Juga: