Kemenperin melakukan sejumlah hal termasuk menarik investasi sebanyak mungkin, menggenjot hilirisasi, serta menyelesaikan tantangan-tantangan yang dihadapi industri.

BALI - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2024 sebesar 5,80 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan industri tahun 2023 yang hanya sekitar 5,05 persen.

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan bahwa untuk mengejar target pertumbuhan di angka 5,80 persen tersebut, berbagai cara dilakukan oleh lembaga pembina sektor perindustrian tersebut.

"Saya sampaikan ke para dirjen-dirjen (direktur jenderal) saya bahwa angka ini sangat optimis. Kita harus mengerahkan berbagai upaya untuk mengejarnya," ungkap Menteri Agus dalam acara Konferensi Pers Akhir Tahun Kemenperin yang digelar di Bali, Kamis (28/12).

Hal lainnya, Kemenperin tentu berupaya untuk mendorong pertumbuhan subsektor industri yang berada di bawah binaan. Untuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Agro ditargetkan tumbuh sebesar 6,14 persen. Ditjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) sebesar 4,76 persen, Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) 6,87 persen, Ditjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) sebesar 4,25 persen.

Menperin Agus juga menekankan bahwa dirinya sangat memperhatikan pertumbuhan sektor kimia. Sektor pertrochemical ini harus benar-benar digenjot pertumbuhannya, baik investasi dari dalam negeri (PMDN) maupun investasi dari luar (PMA)

"Investasi sektor yang saya anggap harus menjadi perhatian dari saya sebagai pimpinan agar investasi bisa masuk sama dengan otomotif, agro yakni sektor petrochemical atau sektor kimia itu maupun PMDN maupun PMA," tegas Menperin.

Selain petrochemical, Menperin juga mendorong pertumbuhan dari ekspansi pasar sektor otomotif. Dia menjelaskan bahwa RI sudah membuka pasar nontradisional. "Perjuangan yang sangat luar biasa besarnya dan tidak mudah dan tahun ini pertama kali kita mengekspor mobil ke Australia karena Australia memiliki standar tinggi yakni Euro 6 sementara kita baru Euro 4. Artinya, kita bisa memproduksi mobil standar tinggi," ungkap Menperin.

Untuk mendorong pertumbuhan industri, Putu Juli Ardika selaku Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin akan meningkatkan ekspor hasil industri agro pasar potensial termasuk India dan kawasan Asean.

Produk Lokal

Adapun Dirjen IKMA, Reni Yanita, mengatakan dari sektor IKM pemerintah terus mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa pemerintah. Upaya ini didukung melalui program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang diharapkan memperluas pasar produk IKM dalam negeri dan sekaligus memberikan multiplier effect yang besar untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Penyerapan produk lokal, papar Reni, sangat berkontribusi mendorong pertumbuhan industri.

Ditjen IKMA terangnya aktif memberikan fasilitasi bagi para pelaku industri kecil agar dapat melakukan pengajuan Sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri untuk Industri Kecil (TKDN-IK).

"Kebijakan TKDN IK bertujuan agar industri kecil dapat menjadi sasaran belanja pemerintah, BUMN dan BUMD, sehingga selanjutnya bagaimana kementerian lembaga meningkatkan serapan produk lokalnya," ucap Reni.

Adapun fasilitasi pemberian sertifikat TKDN-IK adalah wujud nyata bentuk keberpihakan pemerintah kepada industri kecil. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 46 Tahun 2022 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai TKDN untuk Industri Kecil.

Baca Juga: