Ukraina semakin dekat untuk menjadi bagian dari Uni Eropa. Reuters melaporkan Ukraina telah menyelesaikan kuesioner yang akan menjadi titik awal bagi Uni Eropa untuk memutuskan keanggotaan Ukraina. Kabar ini disampaikan langsung oleh wakil kepala kantor Presiden Volodymyr Zelensky, Ihor Zhovkva.

"Hari ini, saya dapat mengatakan bahwa dokumen tersebut telah diselesaikan oleh pihak Ukraina," kata Zhukova kepada penyiar publik Ukraina pada Minggu (18/4) malam.

Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen mengungkapkan telah menyerahkan kuesioner tersebut kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam kunjungannya ke Kyiv pada 8 April lalu. Dirinya bahkan menjanjikan Ukraina rentang waktu yang cepat untuk menjadi anggota Uni Eropa setelah invasi Rusia ke negara itu.

Uni Eropa perlu terlebih dahulu mengeluarkan rekomendasi terkait kepatuhan Ukraina terhadap standar atau kriteria anggota Uni Eropa.

"Kami mengharapkan rekomendasi ... menjadi positif, dan kemudian bola akan berada di pihak negara-negara anggota Uni Eropa," ujarnya seperti yang dilansir dari Reuters.

Zhovkva menambahkan bahwa Ukraina mengharapkan untuk memperoleh status negara calon untuk aksesi Uni Eropa pada bulan Juni selama pertemuan Dewan yang dijadwalkan pada 23-24 Juni, menurut jadwal Dewan di situs webnya.

"Selanjutnya, kita perlu memulai pembicaraan aksesi dan begitu kita mengadakan pembicaraan itu, kita sudah dapat berbicara tentang keanggotaan penuh Ukraina di Uni Eropa," kata Zhovkva.

Pada hari yang sama, Minggu (17/4), tentara Ukraina menolak ultimatum Rusia untuk meletakkan senjata di pelabuhan Mariupol yang hancur, yang diklaim Rusia telah direbutnya sebagai hadiah strategis bagi Rusia

Rusia mengatakan pada hari Sabtu (16/4) bahwa mereka memiliki kendali atas daerah perkotaan, dengan beberapa pejuang Ukraina yang tersisa di pabrik baja Azovstal yang menghadap ke Laut Azov.

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan pasukan di Mariupol masih bertempur meskipun ada permintaan Rusia untuk menyerah sebelum fajar.

"Kota ini masih belum jatuh," katanya kepada program ABC seperti yang dilansir dari Reuters.

Setelah gagal mengatasi perlawanan Ukraina di utara, militer Rusia telah memfokuskan kembali memusatkan serangan daratnya di Donbas sambil meluncurkan serangan jarak jauh ke sasaran di tempat lain termasuk ibu kota Ukraina, Kyiv.

Dilansir dari Reuters, Rusia mengatakan Ukraina telah kehilangan lebih dari 4.000 tentara di Mariupol pada Sabtu (16/4). Sementara Ukraina mengatakan total kerugian pasukannya secara nasional sejauh ini dalam perang yang berlangsung sejak 24 Februari itu antara 2.500 dan 3.000.

Baca Juga: