BEIJING - Tiongkok menyebutkan tiga syarat yang harus dipenuhi agar hubungannya dengan Amerika Serikat (AS) terjalin harmonis. Posisi Tiongkok berpijak pada tiga prinsip yang dikemukakan Presiden Xi Jinping, yaitu saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan.

"Hal ini bukan hanya merupakan rangkuman dari pelajaran yang didapat dalam hubungan Tiongkok-AS selama setengah abad terakhir, tetapi juga berdasar pemahaman tentang relasi negara-negara besar," kata Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, dalam konferensi pers di Beijing, Tiongkok, Kamis (7/3).

Seperti dikutip dari Antara, Tiongkok dan AS adalah dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia, tetapi keduanya terlibat perang dagang setidaknya sejak 2018 dan dilanjutkan dengan pandemi Covid-19 yang berasal dari Tiongkok menjadi bahan tuntutan AS ditambah dengan masalah geopolitik lainnya.

"Hubungan Tiongkok-AS berkaitan dengan kesejahteraan kedua bangsa dan masa depan umat manusia dan dunia. Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, Tiongkok selalu menjaga stabilitas dan kesinambungan kebijakannya terhadap AS dan selalu menangani hubungan Tiongkok-AS dengan bertanggung jawab," ungkap Wang Yi.

Secara khusus, kata dia, sikap saling menghormati merupakan prasyarat karena sistem sosial dan politik kedua negara berbeda, dan kerja sama kedua negara hanya dapat berlanjut jika AS dan Tiongkok sama-sama menghormati dan mengakui perbedaan.

"Hidup berdampingan secara damai adalah inti dari hal ini, dan konsekuensi dari konflik maupun konfrontasi dua negara besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat tidak dapat dibayangkan. Kerja sama yang saling menguntungkan adalah tujuannya, Tiongkok serta AS dapat mencapai banyak hal penting dan akan bermanfaat bagi kedua negara dan dunia," kata Menlu Wang.

Mempererat Hubungan

Sejak pertemuan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden pada November 2023 di San Francisco, Wang Yi mengatakan ada kemajuan yang dicapai dalam mempererat hubungan Tiongkok-AS yang sejalan dengan kepentingan dan aspirasi masyarakat kedua negara dan dunia internasional.

"Namun, harus diingat persepsi keliru AS terhadap Tiongkok ternyata masih terus berlanjut, janji-janji yang dibuat AS belum benar-benar dipenuhi. Metode untuk menindas Tiongkok terus diperbarui, dan daftar sanksi secara sepihak terus diperluas, dan negative list yang ditambahkan mencapai tingkat yang sulit dipercaya," ungkap Wang Yi.

Baca Juga: