Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan, kerja sama Asean-Amerika Serikat telah membuahkan hasil positif di berbagai bidang dan bahkan merambah ke sektor kerja sama baru meski hanya dalam beberapa tahun.
"Dalam tiga tahun terakhir, kita tela meraih begitu banyak hal bersama dalam rangka menguatkan kerja sama Asean-AS demi kepentingan bersama kawasan kita dan dunia," kata Retno dalam Pertemuan Menlu Asean-Amerika Serikat bersama Menlu AS Antony Blinken dan delegasi di Vientiane, Laos, Sabtu waktu setempat.
Sebagaimana pernyataan Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Retno mengatakan bahwa kerja sama Asean-AS telah meningkat menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif serta telah tercapai pernyataan visi bersama(joint vision statement)dalam agenda KTT Asean-AS pada Mei 2022.
AS juga telah menyepakati komitmen untuk bekerja sama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan Asean serta mendukungAsean Outlook on the Indo-Pacific(AOIP) sebagaimana kesepakatan bersama sebelumnya, untuk memajukan isu-isu utama seperti maritim, konektivitas, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan ekonomi.
Menlu RI menyoroti pembentukanAsean-US Centerdi Washington DC, sebuah wahana bagi mendorong kerja sama pemerintah dan swasta, sebagai sektor baru yang dirambah dalam kerja sama Asean-AS.
Selain itu, Retno menekankan pentingnya peran AS, sebagai anggota dariMineral Security Partnership, untuk berkontribusi membantu negara-negara Asean mengembangkan kapasitas industri, termasuk untuk sektor mineral kritis, supaya dapat memenuhi standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam aspek mineral.
Ia turut menegaskan bahwa negara-negara anggota harus memastikan sentralitas Asean tercermin dalam berbagai sektor kerja sama antara Asean dan AS.
Sementara itu, Retno menegaskan pentingnya hukum internasional dihormati semua pihak. Kemitraan Asean-AS pun harus bermanfaat bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas dunia di samping kawasan, ucap dia.
Ia kembali mengajak AS dan Asean untuk terus memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan, termasuk dengan terus mendorong tercapainya gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.
"Hukum internasional harus ditegakkan di mana pun, di Ukraina, di Laut China Selatan, dan tentunya di Palestina," kata Retno, menegaskan.
Selain itu, mengingat budaya dialog menjadi salah satu aspek penting dalam upaya menghormati hukum internasional, Menlu RI juga menyambut baik komitmen AS untuk melanjutkan dialog dengan Republik Rakyat China.
Pertemuan Asean-AS kali ini merupakan yang terakhir dilaksanakan di bawah koordinasi Indonesia. Untuk periode selanjutnya, yaitu dari tahun 2024 hingga 2027, Indonesia akan menjadi koordinator kemitraan Asean-Australia.