Menlu Russia, Sergei Lavrov, menyatakan strategi Moskwa saat ini berubah dengan ingin merebut lebih banyak wilayah di Ukraina setelah negara-negara Barat memasok senjata jarak jauh untuk Ukraina.

MOSKWA - Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, pada Rabu (20/7) mengatakan bahwa Moskwa ingin merebut lebih banyak teritori di Ukraina selatan, melampaui kawasan Donbas di mana pasukannya kini sedang bertempur dengan pasukan Ukraina untuk menguasai wilayah itu.

Sebelumnya Russia gagal dalam tahap-tahap dini ofensifnya yang sudah berlangsung lima bulan untuk menggulingkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, atau menguasai Ibu Kota Kyiv di Ukraina utara.

Namun, Menlu Lavrov mengatakan dalam sesi wawancara dengan media pemerintah yaitu stasiun televisiRTdan kantor beritaRIA Novostibaru-baru ini bahwa Russia tidak lagi merasa mendapat perlawanan dalam bertempur di Donbas dimana separatis Russia telah bertempur melawan pasukan Ukraina sejak 2014 ketika Russia merebut Semenanjung Crimea.

Russia baru-baru ini merebut kendali di Provinsi Lugansk di Donbas, dan kini sedang berusaha merebut provinsi di sebelahnya, Donetsk.

"Fokus operasi militer Russia tak lagi hanya di bagian timur Ukraina. Kini geografinya berubah. Bukan hanya Donetsk dan Lugansk, tetapi Kherson, Zaporizhia, dan beberapa bagian wilayah lain. Proses ini berlangsung terus secara konsisten dan gigih," ucap Menlu Lavrov.

"Strategi Moskwa telah berubah setelah Barat memasok senjata jarak jauh untuk Ukraina," imbuh Menlu Russia itu.

Russia, kata Lavrov, sekarang harus mendorong mundur pasukan Ukraina lebih jauh dari garis depan untuk memastikan keamanan Moskwa.

Pernyataan Lavrov itu mengemuka setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan bakal memasok lebih banyak persenjataan jarak jauh untuk Ukraina.

"Ukraina akan mendapat empat unit sistem persenjataan roket Himars untuk menahan laju tentara Russia. Dengan tambahan ini, Ukraina secara total kini memiliki 16 unit Himars," kata kepala Pentagon, Lloyd Austin.

Sejak Februari lalu, negara-negara Barat telah memasok persenjataan berat ke Ukraina untuk digunakan dalam pertahanan melawan pasukan Russia. Lavrov mengatakan bahwa hal itu telah memaksa Russia untuk memperluas tujuan militernya.

"Kita tak bisa membiarkan bagian Ukraina yang dikuasai oleh (Presiden) Zelensky memiliki senjata yang akan menimbulkan ancaman langsung ke wilayah kita," ucap Lavrov seraya mengatakan bahwa bagian wilayah selatan Kherson dan Zaporizhzhia sebagai tujuan baru Moskwa walau pasukan Russia sudah menduduki kedua wilayah tersebut.

Sudah Terbaca

Rencana perluasan pendudukan Russia di wilayah Ukraina sebelumnya sudah disebut-sebut juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby.

"Russia sudah membuat rencana untuk mencaplok sebagian besar wilayah Ukraina," kata Kirby seraya menuduh bahwa Moskwa telah menggunakan buku strategi yang sama seperti ketika merebut Crimea dengan menyelenggarakan referendum palsu pada 2014.

Kirby mengatakan ia sengaja mengungkap rencana Russia tersebut agar dunia tahu bahwa pencaplokan ini telah direncanakan, ilegal, dan tidak sah.

"Target wilayah pencaplokan Russia mencakup Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk dan Lugansk," kata Kirby.

Daerah-daerah itulah yang disebut Lavrov menjadi target Russia saat ini.AFP/BBC/VoA/I-1

Baca Juga: