“Presiden sejak periode pertama beliau untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim ini, menurut saya belum optimal kesungguhan kita dan juga belum maksimal pencapaiannya."

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyebut sektor maritim di Indonesia masih belum optimal. Padahal Presiden RI, Joko Widodo telah menjadikannya sebagai program prioritas sejak periode pemerintahan pertama.

"Presiden sejak periode pertama beliau untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim ini, menurut saya belum optimal kesungguhan kita dan juga belum maksimal pencapaiannya," ujar Muhadjir, dalam Seminar Nasional Transformasi Peradaban Bahari Menuju Indonesia Emas 2045, di Jakarta, Jumat (11/8).

Dia menyebut, dari sisi penganggaran belum ada pembahasan seacara detail terkait sektor kemaritiman. Menurutnya, sektor maritim harus menjadi prioritas dengan membangun ekonomi bahari demi mewujudkan visi Indonesia 2045.

"Jadi masih perlu kerja keras ke depan untuk bagaimana betul-betul menjadikan Indonesia sebagai poros maritim," jelasnya.

Potensi Maritim

Muhadjir mengungkapkan, Indonesia sebagai poros maritim merupakan target yang realistis. Menurutnya, banyak potensi maritim di Indonesia yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Dia menyebut, Indonesia memiliki Jalur Rempah yang bisa diberdayakan seperti halnya Jalur Sutra di Tiongkok. Selain itu, setelah adanya Deklarasi Djuanda ndonesia juga memiliki Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebagai batas wilayah Indonesia.

"Dulu orang boleh lewat seenaknya itu karena itu sudah bukan wilayah Indonesia. Nah sekarang dia tidak boleh harus izin kita karena itu kita sekarang punya ALKI ya," katanya.

Muhadjir menyebut, sektor pendidikan kemaritiman juga harus ikut mendorong terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim. Baik perguruan tinggi maupun SMK harus tersertifikasi agar lulusan yang terampil dan bisa bekerja dengan pendapatan yang layak.

"Jadi seumur-umur lulusan SMK kelautan kalau bekerja di kapal jadi anak buah kapal terus sampai tua. Karena dia tidak memiliki sertifikat, tetapi keterampilannya tidak kalah dengan mereka yang bersertifikat," tandasnya.

Baca Juga: