Indonesia dinilai sudah lewati puncak Covid, tren kasus bakal menurun.

JAKARTA - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, meyakini tidak akan ada lonjakan kasus Covid-19 saat libur Natal dan Tahun Baru, mengingat penularan yang disebabkan varian baru telah menurun. "Mudah-mudahan tidak ada (lonjakan kasus) karena varian barunya sudah turun sekarang," ujar Budi di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (14/12).

Budi mengatakan lonjakan kasus bukan disebabkan oleh mobilitas, tapi karena munculnya virus varian baru. Sementara varian baru yang ditemukan di Indonesia seperti XBB maupun BQ.1 sudah mencapai puncak penularan.

Berkaca pada angka penularan yang sudah menurun, Budi meyakini saat momen libur Natal dan Tahun Baru nanti tak akan terjadi lonjakan kasus baru. "Sudah lewat puncak kita. Natal nanti kalau kita lihat karena variannya sudah mulai turun harusnya akan turun juga," kata dia.

Sementara perihal subvarian BN.1, Budi mengatakan belum ada laporan yang menyebut subvarian tersebut dapat memicu lonjakan kasus.

"BN.1 itu di luar di dunia belum ada yang membuktikan mereka bisa berpengaruh (terhadap lonjakan)," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI melaporkan subvarian Omicron BN.1 yang terdeteksi di Indonesia berjumlah 20 kasus sejak kali pertama dideteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022.

"Kami menemukan satu varian yang berbeda dengan yang lain. Ini yang lagi kami monitor, apakah ini akan menjadi penyebab peningkatan kasus atau tidak di Indonesia," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi.

Nadia mengatakan 20 kasus BN.1 di Indonesia hingga saat ini dilaporkan dari DKI Jakarta sebanyak sembilan kasus, Jawa Tengah lima kasus, Kepulauan Riau tiga kasus, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan masing-masing satu kasus.

Menurut Nadia, BN.1 merupakan sublineage dari BA.2.75 yang merupakan turunan dari varian Omicron. Di dunia, pertama dilaporkan pada akhir Juli 2022 dari India.

Saat ini, kasus BN.1 dilaporkan di Amerika Serikat, Inggris, Austria, Australia, dan India.

Daya Tahan

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane, mengingatkan masyarakat agar terus menjaga imunitas selama libur akhir tahun guna mengurangi risiko penularan penyakit.

"Mengingat saat musim hujan terdapat potensi peningkatan penyakit seperti infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA dan diare, maka menjaga imunitas atau daya tahan tubuh menjadi hal yang sangat penting," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Rabu. Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menambahkan, salah satu upaya menjaga imunitas adalah dengan mengatur pola istirahat.

"Cukup tidur dan istirahat merupakan kunci utama dalam menjaga daya tahan tubuh. Selain itu juga perlu mengonsumsi makanan bergizi seimbang serta perbanyak porsi sayur dan buah," katanya.

Kemudian, kata dia, masyarakat juga perlu banyak mengonsumsi air putih guna memenuhi kebutuhan cairan.

"Pada musim hujan biasanya masyarakat malas minum air putih karena saat cuaca dingin maka seseorang terkadang jarang merasa haus," katanya.

Masdalina menambahkan bahwa untuk menjaga daya tahan tubuh, masyarakat juga perlu beraktivitas fisik dan berolahraga secara rutin guna mendukung daya tahan tubuh yang optimal.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat selama momentum libur akhir tahun.

"Protokol kesehatan harus tetap berjalan, mengingat saat ini masih masa pandemi Covid-19, sehingga masih terdapat potensi penularan Covid," katanya.

Dia juga mengingatkan bahwa Covid-19 belum berakhir sehingga masyarakat tidak boleh abai dan tidak boleh lengah. "Terlebih lagi subvarian-subvarian baru masih bermunculan, salah satunya Covid-19 subvarian Omicron BN.1 sehingga masyarakat harus tetap memperkuat penerapan protokol kesehatan guna mencegah risiko penularan," katanya.

Baca Juga: