Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa strategi mengenal jenis virus baru melalui metode pemeriksaan genom sekuensing dan memastikan kekebalan tubuh masyarakat lewat serosurvei antibodi jadi kunci bagi pengendalian pandemi.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengemukakan kunci pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia ada pada strategi mengenal jenis virus baru melalui metode pemeriksaan genom sekuensing dan memastikan kekebalan tubuh masyarakat lewat serosurvei antibodi.

"Pandemi Covid-19 saat ini di Indonesia sudah terkendali, karena sudah tahu musuhnya siapa dengan metode genom sekuensing," kata Menkes Budi dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (17/1) siang.

Saat kali pertama pandemi, kata Menkes Budi, Indonesia butuh 10 bulan untuk melakukan uji laboratorium terhadap 140 sampel genom sekuensing karena jumlah fasilitas pengujian yang terbatas pada kota besar di Pulau Jawa. Tapi sekarang, kata dia, uji genom sekuensing telah ditingkatkan hingga 8.000 sampel pengujian per bulan di fasilitas laboratorium yang tersebar di 12 kota di Indonesia.

Menkes mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 Varian Omicron di Tanah Air pada akhir 2022 bukan disebabkan mobilisasi masyarakat pada momentum libur Lebaran, Natal dan Tahun Baru, akan tetapi disebabkan varian baru jenis XBB maupun BQ.1.

"Kenaikan kasus pertama di 2020 awal, adalah varian Alpha, disusul Delta. Paling tinggi varian Omicron sampai 60.000 kasus per hari, tapi korban tidak sebanyak Delta," ungkap dia.

Menkes pun mengatakan bahwa di negara lain seperti Tiongkok dan Jepang, rata-rata kasus harian berkisar lebih dari 200.000 per hari karena varian XBB dan BQ.1 dan hal ini tidak berdampak hingga Indonesia.

"Di negara lain memang terjadi dua gelombang besar, yakni Omicron BA.4 dan BA.5 serta BQ.1 dan XBB. Indonesia naiknya (kasus) sedikit," kata dia.

Upaya mengenal varian virus baru pada situasi pandemi di Tanah Air, kata dia, didukung pemerintah melalui serangkaian strategi dalam menata kemampuan jejaring laboratorium mengenal virus baru yang secara rutin dievaluasi oleh Kemenkes.

Selain diidentifikasi varian virusnya, kata Menkes Budi, pemerintah juga perlu memastikan daya tahan tubuh masyarakat Indonesia terhadap risiko infeksi. "Indonesia satu dari beberapa negara di dunia yang mengukur kekuatan daya tahan masyarakat setiap enam bulan melalui metode serosurvei," kata dia.

Serosurvei antibodi pada Januari 2022, kata Menkes Budi, dilakukan terhadap 87 persen populasi Indonesia dengan hasil laporan antibodi yang dimiliki masih berkisar di level 400-an. "Enam bulan lalu sebelum Lebaran, diukur lagi, dan naik (kadar antibodi) jadi 2.000-an pada 99,5 persen orang," tutur dia.

Menkes pun mengemukakan, daya tahan tubuh masyarakat ibarat sistem pertahanan rakyat semesta dalam menghadapi gempuran Covid-19. "Jadi kalau ada masuk varian baru, tetap gelombangnya kecil," kata dia.

Pihaknya menargetkan, laporan serosurvei ketiga 2023 yang melibatkan tim survei dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia akan keluar dalam waktu satu atau dua pekan ke depan.

"Daya tahan masyarakat kita hingga saat ini masih tinggi, buktinya dua kali gelombang tidak naik," pungkas Menkes Budi Gunadi Sadikin. Ant/I-1

Baca Juga: