JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengakui penggunaan peralatan rantai dingin atau cold chain equipment yang salah satu peruntukannya untuk distribusi vaksin di Indonesia kurang benar. Padahal, selama masa pandemi Covid-19 Indonesia sudah berhasil membangun sistem yang kuat.

"Akibatnya banyak ditemukan mesin-mesin yang cepat rusak dengan masa penggunaan sangat singkat, berkisar 3 sampai 4 tahun sejak tanggal pengadaan," ujar Budi, saat menerima bantuan Mesin Pendingin Vaksin, di Jakarta, Minggu (26/6).

Dia memastikan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga akan melakukan penguatan kapasitas dari sisi anggaran maupun sumber daya manusia. Dia berharap penggunaan alat bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama.

"Kami akan memperbaiki cara dan kami akan mengalokasikan anggaran yang cukup untuk memastikan bahwa kami memiliki kemampuan perawatan atas mesin, tetapi saya pikir kami perlu untuk mengubah perilaku kami dan menjaga mesin daripada merawat yang lama," jelasnya.

Terima Bantuan
Lebih lanjut, Budi mengapresiasi, bantuan pemerintah Jepang yang memberi 300 mesin pendingin vaksin, 50 ruang pendingin vaksin, dan perangkat meantauan suhu jarak jauh. Bantuan tersebut melengkapi bantuan vaksin mencapai 7 juta dosis selama pandemi Covid-19.

Dia menyebut, belajar dari pandemi Covid-19 ketersediaan rantai dingin vaksin sangat penting untuk menjamin distribusi vaksin yang merata dan berkualitas sampai ke sasaran.

Sementara itu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, mengatakan bantuan mesin pendingin akan dikirimkan ke Indonesia secara bertahap. Tahap pertama telah tiba di Jakarta dua hari lalu.

Dia menyebut, selanjutnya akan didistribusikan ke 34 pusat penyimpanan vaksin di 7 provinsi serta 24 Kabupaten/kota.

Baca Juga: