Pertanyaan:

Bu Rossa, saya mewarisi bisnis keluarga yang telah turun temurun berkembang dan sampai saat ini masih bertahan dengan cabang di beberapa tempat. Namun seiring berjalannya waktu, mulai banyak pesaing yang menawarkan konsep unik dan kekinian. Saya diserahkan tanggung jawab untuk menjaga dan meremajakan brand warisan keluarga ini. Mohon advisnya Bu Rossa.

Jawaban:

Penting bagi sebuah usaha atau bisnis untuk memiliki merek atau brand yang berkaitan dengan usaha tersebut. Brand yang dibuat juga bisa membantu pemilik usaha lebih mudah memperkenalkan produk kepada pelanggan. Ini juga merupakan salah satu strategi bisnis perusahaan.

Perjalanan hidup sebuah brand dapat diibaratkan layaknya seperti manusia yang dilahirkan. Terjadi berbagai tahapan yang dinamakan introduction, growth, mature, dan decline.

Proses penuaan suatu brand masih dapat dihindari, lain halnya seperti manusia yang terjadi atas kehendak pencipta-Nya dan tidak ada yang dapat melawannya. Sebuah brand dapat dikatakan mengalami penuaan dikarenakan adanya dimensi lain di sekelilingnya yang berubah. Zaman berubah, termasuk manusia didalamnya, sistem dan segala paradigma ikut berubah. Dan sebuah brand akan menua lalu lumpuh apabila ia tidak ikut berubah. Oleh karena itu, brand perlu pembaharuan yang dikenal dengan istilah rejuvenation.

Brand rejuvenation adalah strategi peremajaan brand agar tidak mengalami penurunan ekuitas di pasar. Bagi perusahaan besar, menjaga ekuitas brand adalah suatu kewajiban.

Lalu, kapan sebuah brand dikatakan perlu melakukan suatu proses brand rejuvenation? Untuk bisa memutuskan, perlu dilakukan assesment/penilaian terhadap brand sehingga dapat dilakukan analisa terhadap kesehatan brand tersebut dan permasalahan yang sedang dihadapi.

Apabila hasil daripada assesment tersebut menyatakan adanya penurunan sales/penjualan (yang mungkin dikarenakan ketatnya persaingan dengan para pemain-pemain baru) serta loyalitas pelanggan yang mulai luntur, maka diperlukan proses brand rejuvenation.

Berikut 5 tanda-tanda perlu dilakukan peremajaan brand:

1. Misi pada perusahaan telah berubah

Membangun suatu usaha bukan semata-mata hanya sengaja tanpa dipikirkan ke depannya. Suatu perusahaan pastilah memiliki tujuan atau misi yang ingin dicapai. Seiring bertambahnya waktu, perubahaan misi atau tujuan ini bisa terjadi di dalam perusahaan.

Jika perusahaan tidak melakukan brand rejuvenation, tentu hal ini akan bertentangan dengan misi baru perusahaan. Ini juga bisa menyulitkan perusahaan dalam melakukan sosialisasi. Pelanggan nantinya akan cenderung mengingat brand lama dan asing terhadap brand baru perusahaan tersebut.

2. Terjadi akuisisi

Suatu perusahaan bisa melakukan akuisisi atau bergabung dengan usaha lain dengan suatu alasan. Biasanya akuisisi terjadi karena usaha dari perusahaan tersebut tidak berkembang. Dengan memutuskan untuk melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain tentunya akan terjadi rejuvenation dari brand tersebut.

Banyak yang harus diperhatikan dalam melakukan rejuvenation saat Anda memutuskan untuk akuisisi. Ini bukan suatu hal yang mudah, tetapi jika direncanakan secara baik dan matang, bisa mendulang kesuksesan. Dari yang awalnya memiliki tujuan berbeda, akhirnya bisa menjadi brand yang kuat di pasaran.

3. Target market yang berkembang

Sebelum melakukan brand rejuvenation, penting bagi Anda untuk melakukan pembaruan dalam target pasar. Anda harus pandai dalam melihat potensi munculnya pelanggan baru, meskipun pelanggan yang lama masih loyal. Dengan begini target pasar Anda bertambah atau lebih berkembang.

Mengikuti arus generasi juga perlu diperhatikan. Tidak mungkin Anda akan terus melakukan penargetan pasar jika saat ini kaum milenial lebih menguasai pasar, sedangkan produk Anda masih tetap dengan pasar yang lama. Terlebih lagi saat pelanggan inti Anda akan bertambah usia, tentunya brand juga harus berubah bersama mereka.

4. Memasarkan produk baru

Dalam tujuan atau misi perusahaan, tentunya Anda memiliki produk yang siap dipasarkan sesuai perencanaan target pasar Anda. Jika Anda ingin meluncurkan produk baru, ada baiknya Anda memikirkan rencana ini secara matang.

Terlebih lagi jika produk baru tersebut berbeda dengan produk sebelumnya, Anda perlu memikirkan apakah target pasar lama masih bisa dipegang atau tidak. Brand rejuvenation ini penting dilakukan apabila Anda benar-benar ingin memasarkan produk baru tersebut.

5. Menghilangkan citra buruk atau negatif

Memiliki reputasi atau citra negatif pada suatu brand akan berdampak buruk bagi suatu perusahaan. Dengan melakukan upaya rejuvenation terhadap produk Anda tentunya akan menghilangkan citra negatif yang pernah ada. Perusahaan juga terbantu untuk menciptakan reputasinya kembali menjadi lebih positif.

Upaya rejuvenation perlu dilakukan dengan baik dan memiliki perencanaan yang matang. Terlebih lagi jika produk yang akan dipasarkan memiliki ragam jenis, contoh sepatu, pakaian, jaket, dan lain-lain. Jangan sampai perusahaan Anda salah dalam memilih keputusan untuk melakukan rejuvenation pada brand tersebut.

Brand Anda juga harus bisa membedakan diri dari kompetitor. Karena pada dasarnya jika Anda gagal bersaing dengan kompetitor, brand Anda akan kehilangan orientasinya. Diharapkan dengan adanya brand rejuvenation perusahaan tetap dapat menarik minat dan perhatian pelanggan terhadap produk tersebut.

Baca Juga: