Jumlah pasien positif Virus Korona (Covid-19) per Minggu (29/3), bertambah menjadi 1.285orang. Menurut keterangan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, sebanyak 114 orang di antaranya meninggal dunia, dan 64 orang dinyatakan sembuh.

Presiden Jokowi sudah memerintahkan untuk mempercepat deteksi dini pasien yang kemungkinan terpapar Covid-19 dan mendatangkan alat rapid test, memperkuat tracing kontak pasien, serta mendatangkan Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 9 ton yang siap didistribusikan untuk tenaga medis. Pemerintah juga telah mentransformasi Wisma Atlet Kemayoran menjadi rumah sakit darurat Covid-19 dan juga sebagai rumah isolasi.

Presiden Jokowi juga telah meminta masyarakat untuk serius menerapkan social distancing dan hal preventif lainnya seperti menjaga pola hidup bersih sehat, demi menekan penyebaran wabah Virus Corona.

Menurut Erlina Burhan, Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, orang yang terkena Covid-19 akan mengalami demam, batuk, dan pilek. Bila infeksinya sudah sampai ke paru, orang bisa mengalami pneumonia (radang paru) hingga mengalami kesulitan napas atau sesak yang bisa berujung pada kematian. Namun pada beberapa kasus, seorang yang mengidap Virus Korona tidak menunjukkan gejala apapun.

"Virus Korona ini sangat pintar. Virus ini mungkin tidak membuat seseorang sakit karena memiliki daya tahan tubuh yang baik, namun ia bisa bersembunyi di tubuh seseorang. Kemudian, virus pun akan ditransfer kembali kepada orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah," ungkap Erlina.

Virus Korona, lanjutnya, juga bisa menyerang anak-anak. Merujuk pada laporan Business Insider, peneliti menyatakan bahwa 90 persen anak-anak yang mengidap Virus Korona menunjukkan gejala ringan atau sedang, 39 persen berkembang menjadi pneumonia tanpa menunjukkan gejala yang jelas, 50 persen lainnya mengalami demam, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, kelelahan, sementara 4 persen lainnya tidak menunjukkan gejala apapun. Erlina menyarankan agar masyarakat menjaga asupan gizi seimbang, cukup istirahat, minum suplemen, dan vitamin.

"Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan, karena Virus Korona bisa menular bila terjadi kontak langsung dengan orang yang sudah lebih dulu mengidap korona. Namun bila seseorang memiliki antibodi yang kuat, maka virus korona tidak bisa melumpuhkan tubuh," ujar Erlina.

Konsumsi Temulawak

Sementara itu, Profesor Chairul A Nidom, Ketua Tim Riset Korona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF) adalah salah satu sosok yang terlibat langsung saat penanganan wabah u burung beberapa tahun lalu, menjelaskan bahwa Covid-19 seperti juga Flu Burung merupakan wabah internasional atau global. "Flu Burung tidak pandemik karena penularannya tidak secepat Covid-19. Risiko kematian u burung di Indonesia bisa sampai 83,9 persen, tapi jumlah yang terinfeksi tidak terlalu banyak. Covid-19 lebih cepat penyebarannya karena bisa menular melalui kontak langsung antar sesama manusia.

Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk selalu menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari ancaman virus Covid -19," ungkapnya. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk memelihara daya tahan tubuh adalah temulawak atau Curcuma xanthorrhizaRoxb yang mengandung curcumin.

Temulawak sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pada masa pemulihan.

Terkait dengan infeksi virus Covid-19, Profesor Nidom menjelaskan curcumin dalam temulawak mampu mengendalikan produksi sitokin akibat dari satu sel yang terinfeksi oleh virus, baik itu virus infuenza maupun Covid-19.

"Sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh, bila terpapar virus terus menerus bisa terjadi badai sitokin yang membuat paru- paru padat dan kaku sehingga terjadi sesak nafas bahkan gagal nafas dan bisa berlanjut ke kematian," ujarnya.

Profesor Nidom mengungkapkan, dalam penelitian yang ia lakukan pada 2008 curcumin pada temulawak mampu mengendalikan sitokin inamatori sehingga tidak terjadi badai sitokin. Hasil penelitian Profesor Nidom ini sejalan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan, bahwa Temulawak yang mengandung curcumin memiliki efek terhadap daya tahan tubuh yaitu sebagai imunomodulator.

Sedangkan Varalaksmi, melalui penelitian in vivo juga menyatakan bahwa curcumin dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan kemampuan proliferasisel T.

Diekstrak Lebih Efektif

Penelitian bio-informatika yang dipublikasikan pada Maret 2020 dan kepustakaan terbaru telah menyebut bahwa curcumin merupakan salah satu kandidat antivirus SARS-CoV-2.

Diharapkan curcumin yang terkandung di temulawak mampu meningkatkan ekspresi ACE2 bentuk soluble yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara protein virus dengan ACE2 bentuk xed pada permukaan sel inang, dimana ACE 2 merupakanselinang bagi Covid-19.

Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mendukung hasil penelitian tersebut. Inggrid menjelaskan, secara fungsional, ada dua bentuk ACE2 yaitu bentuk xed (menempel pada permukaan sel) dan soluble (bentuk bebas dalam darah). ACE2 bentuk soluble diproyeksikan menjadi salah satu kandidat antivirus korona melalui mekanisme interceptor kompetitif yang mencegah ikatan antara partikel virus dengan ACE2 pada permukaan sel inang. Menurut Inggrid, temulawak sudah dikonsumsi masyarakat Indonesia selama berabadabad.

"Berdasarkan empirical experiental evidence, scientic evidence, dan clinical evidence temulawak terbukti aman dan memberikan manfaat daya tahan tubuh. Berbagai penelitian, terutama penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap curcumin menunjukkan bahwa curcumin bersifat antiperadangan, antivirus, antibakteri, antijamur, dan antioksidan," ungkap Inggrid.

Sedangkan Raphael Aswin Susilowidodo, VP Research and Development SOHO Global Health menganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak.

"Penggunaan temulawak yang telah diekstrak lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh. Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7.500 mg temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simpel dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan," ungkap Aswin. gma/R-1

Baca Juga: