Setiap coretan yang dibuat, bisa menghasilkan motif-motif pattern yang indah, seperti batik.

Coret coret kerap dianggap hal sepele bahkan tidak mendatangkan manfaat, bisa berubah menjadi terlihat indah dan penuh makna. Doodle Art Indonesia menjadikan corat coret tidak sekadar aktifitas iseng belaka.

Doodle Art Indonesia justru mewadahi kalangan penggemar corat coret. Karena ternyata, coretan yang awalnya sekadar iseng mampu menghasilkan gambar yang indah.

Mencorat-coret dengan pensil maupun bolpoin hampir pernah dilakukan para siswa. Itu dilakukan untuk mengusir kejenuhan maupun sekedar iseng belaka. Umumnya, coretan tersebut lebih dimaknai negatif karena dianggap mengotori buku, kalender maupun dinding sekolah.

Kegiatan mencoret bisa mendatangkan teguran langsung dari guru. Lantas, apakah coretan selalu negatif? Ternyata tidak juga. Bagi penggemar Mencorat coret, coretan mampu menghasilkan gambar yang bermakna sekaligus indah.

"Dari corat-coret, lama-lama bisa jadi bunga," ujar Azalia Paramatatya, 28, pendiri komunitas Doodle Art Indonesia yang ditemui di salah satu pusat perbelanjaan di bilangan Jakarta Selatan, Kamis (1/1). Dia beranggapan, ada alam bawah sadar yang menuntun coretan yang dibuat secara berulang untuk menghasilkan gambar dalam bentuk tertentu.

Hal serupa terjadi pada motif gambar. Umumnya, setiap orang hanya dapat menggambar satu motif tertentu. Perempuan yang biasa disapa Anya ini mengaku setiap coretan yang dibuatnya selalu menghasilkan motif-motif pattern seperti batik.

Anggota komunitas lainnya, ada yang coretannya selalu menghasilkan gambar binatang maupun orang. "Mungkin, secara alam bawah sadar," ujar dia. Kalaupun mereka bisa membuat gambar dalam bentuk lain, secara sadar mereka perlu melatih skill gambarnya.

Doodle berarti coretan. Coretan yang biasanya dilakukan di balik buku sewaktu kuliah maupun sekolah sudah merupakan doodle. Hanya untuk lebih bermakna, coretan tersebut dapat dibentuk dalam berbagai konsep agar menghasilkan gambar yang lebih indah dan bermakna. "Karena bermakna dan indahnya setiap orang itu berbeda-beda," ujar Anya.

Dari coretan-coretan yang sering dibuatnya, Anya mulai berpikir bahwa" di luar sana" barangkali ada pecinta doodle seperti dirinya. Lantas, dia membuat online community melalui salah saju media berjejaring untuk mewadahi kecintaan terhadap doodle. Dipilih nama Doodle Art Indonesia, karena kebetulan nama tersebut belum ada yang menggunakan.

Mulailah, perempuan lulusan Manajemen, Universitas Padjajaran ini memposting karya sejumlah pencinta doodle dari hastag doodle art. Setelah ditelusuri, ternyata para pecinta doodle jumlahnya cukup banyak.

Akan sayang, jika karya mereka tidak mendapatkan exposure atau pengeksposan. Selam hampir setahun berdiri, tepatnya sejak 7 Februari 2015, komunitas berjalan melalui online, baik give away, kasih poster maupun untuk kompetisi. Baru setelah mendapatkan undangan salah satu kampus untuk menggambar berbarengan dengan acara seminar, mereka mulai kerap mengadakan meet ups atau kopi darat.

Saat ini, Doodle Art Indonesia telah berkembang dari Sabang sampai Merauke, bahkan sampai daerah terpencil seperti Goa, Sulawesi. Anya sendiri tidak selalu mengenal satu persatu anggotanya, kesatuan justru terjalin melalui kecintaannya terhadap doodle.

Saat ini, kegiatan yang dilakukan di setiap regional adalah meet ups dengan menggambar bersama di media besar, seperti banner ukuran 4 x 8 meter. Kegiatan lainnya berupa workshop sebagai ajang berbagai ilmu. Anggota yang memiliki kemampuan teknik gambar, seperti kaligrafi, mural atau sketsa wajah dapat mengisi ajang tersebut.

Kegiatan lainnya berupa kompetisi maupun give away dari salah satu perusahaan, misalnya cat air, biasanya dilakukan secara online. Kegiatan lainnya berupa pameran dengan ikut salah satu food bazaar. Terakhir, pameran dilakukan di salah satu kafe yang ada di Jakarta. Anya selalu mengupayakan setiap pameran setiap anggota dari berbagai regional dapat turut serta. din/E-6

Suasana Hati Pengaruhi "Mood" Menggambar

Senang maupun sedih membutuhkan sarana ekspresi, menggambar menjadi salah satunya. Suasana hati yang sedih dapat terurai. Sedangkan kesenangan hati dapat dibagikan kepada orang lain.

Hal tersebutlah yang dilakukan Cesariany Restiaji, 22, wirausaha. Dia malah baru bisa menggambar kalau suasana hatinya sedang tidak nyaman. "Justru kalau sedang kesal malah bisa menggambar, karena fokus jadi bisa lupa (masalah)," ujar dia kepada Koran Jakarta, Rabu (31/1). Aktifitas menggambar mampu melupakan masalah dan membuat hati lebih tenang.

Perempuan yang biasa disapa Cesa mengaku lebih menyukai konsep gambar Mandala. Gambar penuh detail dari pola kecil ke pola yang lebih lebar. "Karena melatih kesabaran," ujar dia yang mulai menggambar doodle sejak 2017.

Saat ini, gambar doodle yang dimilikinya telah mencapai lebih dari 1000 gambar. Hasil karyanya dipajang di dinding kamarnya, bahkan sebagian dijadikan sebagai motif kaus. Kerapkali, dia mendapatkan pesanan kaus bermotif doodle karyanya. Namun, Cesa belum memiliki kesempatan untuk membuat buku dari karyanya.

Cesa berbeda dengan Rahma Aprilita Maharani, 22, karyawan swasta. Rahma justru dapat menggambar kalau suasana hatinya senang. "Menggambar pada saat senang," ujar dia. Rahma lebih senang menggambar sketsa wajah. "Karena, wajah itu menarik," ujar dia memberikan alasan.

Dari kesukaannya tersebut, Rahma mampu memberikan tambahan penghasilan. Biasanya, dia menggambar pasangan yang salah satu atau keduanya baru di wisuda. Rahma membutuhkan waktu dua sampai tiga hari untuk menyelesaikan gambarnya tersebut. "Karena kan pasangan," ujar dia.

Gambar-gambarnya tidak sebatas wajah. Adakalanya, gambar dibuat dalam model karikatur, dengan bagian atas lebih besar ketimbang bagian bawahnya. Untuk menyempurnakan gambar, dia kerap mengkonsep gambarnya, sehingga gambar menjadi lebih dramatis. Rahma membrandol hasil karyanya senilai 100 sampai 150 ribu rupiah per gambar. din/E-6

Bangga, Diundang ke Venue Asian Games 2018

Anya tidak pernah menyangka kalau komunitas Doodle Art Indonesia diberikan kesempatan untuk melihat venue Asian Games 2018 di Istora Senayan. "Wuah, kita diundang ke Asian Games," ujar dia bergembira menceritakan pengalamannya.

Bukan kali pertama ini saja komunitas diundang di berbagai acara perusahaan atau event. Mereka kerap diundang untuk meramaikan acara maupun menggambar di berbagai media gambar.

Seperti ketika melihat tempat penyelenggaraan Asian Games 2018 beberapa waktu lalu. Mereka sengaja diundang untuk sekedar melihat-lihat vanue. Anya yang mengagumi Aquatic Stadium GBK langsung menggoreskan vanue renang tersebut dalam buku sakunya melalui cat air. Tergambar, vanue renang dalam goresan sketsa dengan berbagai warna. "Bagus banget," ujar dia.

Kerja sama dengan berbagai pihak kerap dilakukan Doodle Art Indonesia. Bentuknya bermacam-macam. Kadang-kadang mereka diundang untuk sekedar meramaikan sebuah kafe atau menggambar mural yang dilakukan oleh sebuah perusahaan telekomunikasi. Kerja sama dapat dilakukan dengan Dodole Art Indonesia di wilayah Jakarta maupun setiap regionalnya.

Dari kerja sama tersebut, komunitas kerap mendapatkan fee dari penyelenggara. Anya mengatakan bahwa fee dikembalikan ke komunitas untuk kegiatan bersama-sama. "Karena, kami kan bareng-bareng, ya hasilnya untuk bareng-bareng," ujar dia.

Anya cukup bersyukur, karena anggota komunitas memiliki komitmen yang sama sehingga imbalan yang diperoleh dapat untuk mengembangkan kegiatan komunitas. Kecuali, proyek yang diperoleh masing-masing komunitas. Anya tidak menarik sepeserpun uang untuk anggota yang mendapatkan pekerjaan dari jejaringan komunitas. "Enggak," gelengnya tegas.

Dengan adanya rasa kebersamaan tersebut, Doodle Art Indonesia terus tumbuh dan berkembang. Komunitas menjadi wadah untuk para pecinta gambar dengan berbagai macam media. Dari gambar, mereka dapat menjadi saudara walaupun belum pernah bertemu secara langsung.

Kegiatan di kota lain dengan mudah terselenggarakan karena adanya anggota regional. "Semua hanya dikoordinasikan melalui handphone," ujar perempuan yang tengah menyukai menggambar berbagai ragam kuliner ini. din/E-6

Baca Juga: