Pesona Taman Nasional Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memang seolah tak ada habisnya. Sebagian besar pengunjung yang datang di lokasi wisata Air Terjun Madakaripura adalah wisatawan yang akan atau telah kembali dari menikmati pemandangan matahari terbit di Gunung Bromo yang berada dalam satu lingkup di kawasan taman nasional tersebut.

Meski populer dengan wisata matahari terbit dan kawah aktifnya, namun dataran di wilayah TNBTS juga dikenal oleh kalangan fotografer untuk memburu gambar gugusan Bima Sakti (Milky Way).

Bima Sakti adalah galaksi spiral yang besar yang di dalamnya terdapat tata surya, tempat Planet Bumi beredar mengelilingi Matahari. Matahari hanya salah satu dari sekitar 200 miliar sampai 400 miliar bintang yang membentuk galaksi Bima Sakti.

Semua objek yang berada di Milky Way mengorbit di sekeliling pusat galaksi. Tata Surya memerlukan waktu 225-250 juta tahun untuk menyelesaikan satu putaran orbit mengelilingi pusat galaksi, yang berarti telah 20-25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Matahari kita berada agak di tepi pusat Milky Way dengan jarak antara matahari dan pusat galaksi sekitar 27.700 tahun cahaya.

Dengan mata telanjang, Milky Way hanya tampak seperti kabut putih kelabu, memanjang mengitari busur langit dengan bagian tengahnya terdapat alur gelap. Sebenarnya, kabut putih itu merupakan kumpulan bintang-bintang yang sangat banyak dan rapat, serta debu dan gas angkasa yang terperangkap dalam piringan orbit.

Untuk bisa menikmati keindahan lanskap angkasa ini, dibutuhkan sejumlah kondisi khusus seperti lokasi yang gelap, bebas polusi cahaya dari lampu perkotaan, hingga waktu-waktu tertentu kemunculannya, yang mengikuti siklus orbit objek itu sendiri.

Periode Mei hingga Juli adalah waktu di mana obyek Milky Way muncul dan dapat disaksikan. Beberapa titik di TNBTS dikenal sebagai lokasi untuk melihat dan mengabadikannya, antara lain adalah Bukit King Kong, Penanjakan, Bukit Cinta, dan Seruni Point.

Dibandingkan dengan bukit-bukit lainnya, puncak Seruni Point adalah objek wisata yang relatif baru dibuka pada akhir 2018. Wisatawan biasanya mendatangi lokasi ini untuk menikmati cahaya keemasan matahari terbit dengan latar belakang Pegunungan Tengger.

Ciri khas objek wisata yang berada di ketinggian 2.400 mdpl ini adalah keberadaan empat pilar gapura di puncaknya. Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus mendaki melalui 256 anak tangga dengan kemiringan 45 derajat yang dijuluki sebagai The Great Wall of Seruni Point Peak, lantaran bangunannya yang serupa dengan tembok besar Tiongkok.

Meski berat dan melelahkan, namun pihak pengelola telah menyediakan tujuh titik peristirahatan agar pengunjung dapat menarik napas sejenak di sepanjang jalur itu. SB/I-1

Baca Juga: