JAKARTA - Mengawal kasus korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia, yaitu Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) turun ke jalanan untuk menyuarakan apa yang mereka sebut sebagai kebenaran. Dalam upaya ini, grup musik The HMS Band yang terdiri dari Hardjuno Wiwoho, Bona Paputungan, dan Digo Dz terus mengajak masyarakat memerangi korupsi sebagai musuh besar seluruh rakyat Indonesia.

Menurut mereka, musik adalah sarana kampanye yang efektif untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan oleh skandal BLBI. Tujuan utamanya adalah agar generasi muda Indonesia tidak menjadi penerus dari beban utang yang tak berkesudahan.

"HMS Center terus melakukan sosialisasi kepada generasi muda mengenai permasalahan BLBI agar mereka menyadari bahaya jeratan utang yang menggunung," ujar Hardjuno, Ketua Umum HMS Center, saat acara Pentas Live Music Car Free Day di Jakarta pada Minggu (2/7).

Dalam hal ini, Hardjuno mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melawan para pelaku kejahatan ini. Mereka tidak boleh diizinkan untuk tidur nyenyak setelah mencuri uang negara. "Mereka sudah kaya raya. Oleh karena itu, kita harus menyelidiki, menghukum, dan memiskinkan mereka," jelasnya.

Hardjuno melihat bahwa korupsi di Indonesia sudah mencapai tingkat yang sangat parah. Perilaku korupsi ini telah merajalela dan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Hardjuno mendorong seluruh rakyat Indonesia untuk bangkit dan melawan prilaku koruptif ini. "Kita tidak boleh acuh. Korupsi adalah penyakit akut yang dapat menggerogoti setiap aspek kehidupan," tegasnya.

Melalui salah satu lagu andalannya, "BLBI Gate," Hardjuno mendesak pemerintah untuk menyelesaikan kasus BLBI Gate, yang merupakan skandal korupsi keuangan terbesar di Indonesia. Pasalnya, BLBI Gate telah menjadi sumber bencana bagi keuangan negara saat ini. "Kami tidak akan berhenti dalam memerangi korupsi di Indonesia agar kejahatan korupsi lenyap dari negeri ini. Kami sadar bahwa ini bukanlah hal yang mudah. Namun, komitmen dalam perjuangan melawan koruptor harus tetap menyala," tambahnya.

Lirik lagu "BLBI Gate" ini mencerminkan kritik sosial terhadap maraknya korupsi di Indonesia yang telah mulai meresahkan masyarakat. "Kami berharap lirik lagu ini akan membangkitkan semangat masyarakat untuk melawan korupsi," lanjutnya. Dia berharap bahwa pemerintah akan tergerak untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

Melanjutkan pembicaraan mengenai upaya Gerakan HMS Band dalam melawan korupsi, Hardjuno, pendiri The HMS Band, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap beban utang abadi yang menjerat bangsa Indonesia. Terutama karena utang ini dibayar dengan susah payah melalui pajak yang dikumpulkan dari seluruh rakyat Indonesia. "Dan kelak, utang abadi ini akan dibayar oleh anak cucu kita yang akan menjadi pemilik negeri ini di masa depan. Jika tidak diwaspadai, ini bisa menjadi ancaman serius bagi masa depan bangsa dan negara kita," tegasnya.

Sasmito Hadinegoro, pendiri The HMS Band, menambahkan bahwa karya seni ini merupakan bentuk perjuangan untuk membela rakyat serta mendidik dan mencerdaskan masyarakat. "Semoga karya ini dapat membangkitkan semangat generasi muda untuk turut melawan penindasan dan korupsi, sehingga kita dapat membebaskan negeri ini dari jeratan hutang abadi. Masa depan bangsa ini akan sulit jika tidak ada perbaikan menyeluruh terhadap kasus BLBI Gate dan Century Gate, serta kebijakan Tata Kelola Keuangan Negara yang diduga melanggar amanah UU No 17 tahun 2003, yang harus transparan dan akuntabel," tutupnya.

"Saat rakyat ingin sejahtera, pemimpin harus benar-benar menyadari bahwa rakyat memiliki uang. Tidak cukup hanya melakukan blusukan. Rakyat selalu membayar pajak, sehingga uang itu harus digunakan untuk kesejahteraan mereka. Jangan sampai uang tersebut justru digunakan untuk membayar bunga akibat kasus BLBI," ujar Sasmito.

Baca Juga: