Seekor induk kucing emas asia (Pardofelis temminckii) yang tengah membawa anak bayinya berhasil terekam kamera jebak (camera trap) di hutan Provinsi Lampung, tepatnya di kawasan Kesatuan pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi. Kucing emas asia sendiri merupakan salah satu satwa dilindungi yang tinggal di hutan Sumatra, yang kini semakin sulit ditemui.

Dikutip dari keterangan tertulis yang dikeluarkan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), aktivitas induk kucing emas dan anaknya itu terekam beberapa kali pada bulan Mei, namun baru awal pekan ini dipublikasikan.

Pada rekaman tanggal 11 Mei 2022, terlihat induk kucing emas tengah membawa anak bayinya menggunakan mulutnya, persis seperti kucing-kucing pada umumnya yang membawa anak bayi mereka. Sedangkan pada rekaman tanggal 21 Mei 2022, terekam seekor kucing emas asia betina sedang berjalan Bersama anaknya.

"Meski hanya terlihat sekilas, penemuan ini merupakan tanda bahwa kawasan HL Batutegi adalah daerah yang cocok untuk kehidupan satwa liar, terutama kucing emas," tulis YIARI dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/8).

Terekamnya aktivitas kucing emas asia bersama anaknya ini menjadi kegembiraan para pegiat lingkungan, mengingat kucing jenis ini sudah semakin sulit dijumpai karena populasinya yang terus menurun. Tapi di sisi lain juga menjadi tantangan ke depan untuk mempertahankan kawasan KPHL Batutegi supaya tetap terjaga dengan baik.

Dalam keterangannya, YIARI juga mengatakan bahwa mereka Bersama KPHL Batutegi masih melakukan pendataan terhadap potensi keanekaragaman hayati yang ada di kawasan hutan tersebut dengan memasang sejumlah kamera jebak. Kamera dipasang dengan sistematis berdasarkan grid yang telah ditentukan, yakni 2x2 kilometer dan tersebar di seluruh kawasan khususnya blok inti.

Selain berhasil merekam aktivitas kucing emas asia, kamera jebak ini juga sudah berhasil merekam sejumlah satwa lain penghuni KPHL Batutegi, seperti harimau Sumatra, beruang madu, macan dahan, kambing hutan, serta banyak jenis hewan lainnya.

"Hasil ini tidak jauh berbeda dengan survei yang pernah dilakukan pada tahun sebelumnya, yaitu tahun 2018," tulisnya.

Hasil dari pendataan dan monitoring keragaman KPHL Batutegi juga telah menghasilkan buku tentang keragaman burung di hutan tersebut, dimana berhasil dicatat sebanyak 245 jenis burung yang tergabung dalam 61 famili. Buku itu telah diterbitkan dengan judul 'Burung Liar Kawasan Hutan KPHL Batutegi: Menyingkap Keragaman Burung di Hutan Lindung Batu Tegi'.

Baca Juga: