JAKARTA - Taiwan memperkuat kemungkinan penyebaran virus baru yang berpotensi mematikan yang menyebar dari hewan ke manusia. RT melaporkan, Senin (8/8).

Setidaknya 35 orang di Tiongkok telah terinfeksi novel henipavirus yang tampaknya menyebar dari hewan ke manusia, menyalakan alarm Taiwan atas potensi pathogen berbahaya.

Laboratorium Taiwan perlu membangun prosedur pengujian standar untuk mengidentifikasi Langya henipavirus (LayV), kata wakil direktur Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), Chuan Jen-hisang, kepada wartawan, Minggu (7/8). Pengurutan genom dari virus tersebut akan diselesaikan dalam waktu satu minggu, katanya.

Chuang mengeluarkan pernyataannya tiga hari setelah Jurnal Kedokteran New England mengunggah penemuan virus baru yang terdeteksi di provinsi Shandong dan Henan, Tiongkok. Seluruh pasien yang terinfeksi menderita demam tinggi, separuhnya mengalami letih, batuk, kurang selera makan, dan penurunan sel darah putih.

Lebih dari sepertiga pasien mengalami gagal liver, dan 8 persen gagal ginjal. Studi mengatakan, LayV merupakan bagian dari famili Paramyxoviridae dari virus negative-strand RNA yang dapat mengakibatkan penyakit fatal. Situasi darurat ini muncul saat pejabat kesehatan masyarakat di seluruh dunia masih berjibaku dengan pandemi Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 6,4 juta jiwa.

Masih belum diketahui apakah pathogen ini dapat menyebar dari manusia ke manusia, menurut para peneliti. Uji coba pada hewan di area yang terinfeksi mengungkapkan bahwa 5 persen anjing dan 2 persen kambing telah terinfeksi. Tikus mungkin menjadi pembawa virus LayV, sebanyak 27 persen hasil tesnya positif.

Tak satupun dari 35 orang yang terinfeksi memiliki kontak erat satu sama lain atau memiliki sejarah ekspos yang sama. Pelacakan kontak mengindikasikan, tidak ada anggota keluarga atau individu yang terekspos ke orang yang terinfeksi, yang mengidap virus ini.

CDC akan bekerja bersama regulator pertanian untuk mempelajari apakah pathogen yang sama ada dalam spesies asal Taiwan, kata Chuang. Wabah di Tiongkok sejauh ini belum mengakibatkan kematian, katanya.

Para peneliti di Tiongkok menemukan novel henipavirus, yang dinamakan Mojiang paramyxovirus (MojV), pada 2013. Tikus yang tinggal di sebuah tambang tembaga yang terbengkalai di provinsi Yunnan ditemukan terinfeksi virus ini. Tiga pria yang bekerja di tambang itu jatuh sakit dengan gejala pneumonia. Mereka meninggal sebelum para ilmuwan tiba di lokasi, sehingga hubungan penyakit yang mereka derita dengan MojV tidak dapat dikonfirmasi.

Baca Juga: