Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengingatkan dunia bahwa negaranya akan terus mengembangkan 'kemampuan serang' atau alutsista negaranya yang tidak bisa ditukar dan dijual dengan apa pun juga.

Hal tersebut disampaikan Kim saat bertemu para pejabat, ilmuwan, teknisi dan pekerja yang berkontribusi dalam uji coba peluncuran rudal antar benua (ICBM) pada Kamis lalu (24/3).

Korut menyebut rudal ICBM tersebut merupakan yang terbesar ditembakkan sejauh ini. Kim menekankan, pengembangan rudal tersebut akan terus dijalankan dan meminta negara lain berhenti mengecamnya.

"Hanya ketika seseorang dilengkapi dengan kemampuan menyerang yang tangguh, kekuatan militer yang luar biasa tidak dapat dihentikan oleh siapa pun. Seseorang dapat mencegah perang, menjamin keamanan negara dan menahan dan mengendalikan semua ancaman dan pemerasan oleh imperialis," kata Kim menurut laporan media pemerintah Korut, KCNA, dikutip Senin (28/3).

Seperti diketahui, saat ini Korut tengah mengembangkan ICBM terbaru dan terbesar dalam sejarah negara itu. Kim menuturkan, ICBM terbaru tersebut mampu mencegah segala pergerakan militer yang mungkin akan dilakukan Amerika Serikat (AS).

Washington secara teknis masih berperang dengan negara itu setelah Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai. Begitu pun dengan tetangga dekat Korut, Korea Selatan (Korsel).

Sebelumnya, Pyongyang telah melakukan peluncuran rudal Hwasong-17 pada Kamis pekan lalu. Jepang dan Korsel mengkonfirmasi bahwa rudal tersebut terbang lebih tinggi dan lama dibandingkan rudal yang diuji coba sebelumnya.

Terkait rudal tersebut, AS terus menekan Pyongyang untuk menyerahkan atau mengurangi persenjataan nuklir dan ICBM. Negeri Paman Sam khawatir rudal tersebut suatu saat mendarat di wilayah AS.

Namun, Kim menegaskan, kekuatan pertahanan dirinya tidak dapat ditukar atau dibeli dengan apa pun. Korut akan berpegang teguh tanpa kebimbangan sedikit pun meskipun ada cobaan dan kesulitan yang "keras".

"Korut akan terus membangun kekuatan strategis yang lebih sempurna dan lebih kuat," tutur Kim, mengacu pada kekuatan nuklir negara itu.

Baca Juga: