Laporan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) pada Rabu (11/5) mengatakan sedikitnya 500 anak penduduk asli Amerika, penduduk asli Alaska, dan penduduk asli Hawaii meninggal saat menghadiri sekolah asrama India yang dikelola atau didukung oleh pemerintah AS.
Laporan tersebut mengidentifikasi lebih dari 400 sekolah dan lebih dari 50 kuburan seraya mengatakan lebih banyak kuburan kemungkinan akan ditemukan.
Walaupun laporan tersebut menandakan pertama kalinya pemerintah AS berusaha untuk meneliti secara komprehensif, Departemen Dalam Negeri tidak membahas bagaimana anak-anak meninggal atau siapa yang bertanggung jawab atas kematian mereka.
NBC News menuturkan laporan dan rilis berita mengenai kengerian tersebut juga tidak disertai dengan permintaan maaf dari pemerintah federal, yang telah diminta oleh para pemimpin suku selama beberapa dekade.
Laporan tersebut juga memberikan sedikit pencerahan baru tentang kekerasan fisik dan seksual yang dialami oleh generasi anak-anak pribumi di sekolah-sekolah, yang dibuka selama lebih dari 150 tahun sejak dibuka pada awal 1800-an.
Sekretaris Dalam Negeri Deb Haaland menyebut trauma yang disebabkan oleh kebijakan sekolah asrama India federal, termasuk pemisahan anak-anak berusia 4 tahun dari keluarga mereka.
"Banyak anak seperti mereka tidak pernah kembali ke rumah mereka. Masing-masing dari anak-anak itu adalah anggota keluarga yang hilang, seseorang yang tidak dapat menjalani tujuan mereka di Bumi ini karena mereka kehilangan nyawa sebagai bagian dari sistem yang mengerikan ini," kata Haaland seperti dikutip dari NBC News.
Halaand menuturkan laporan itu adalah langkah pertama untuk memahami bantuan apa yang dibutuhkan para korban untuk mengatasi trauma itu, termasuk layanan kesehatan mental dan revitalisasi bahasa karena anak-anak dilecehkan dan dilarang berbicara bahasa ibu mereka di sekolah.
"Meskipun dihentikan di banyak tempat, sisa-sisanya masih berlanjut sampai sekarang," kata James LaBelle, wakil presiden Koalisi Penyembuhan Sekolah Asrama Nasional Amerika, sebuah organisasi nirlaba yang membantu menyusun laporan dan advokasi untuk para penyintas sekolah asrama India.
Laporan tersebut mengidentifikasi lebih dari 500 kematian anak setelah memeriksa catatan untuk 19 fasilitas, sebagian kecil dari jumlah total sekolah yang diidentifikasi.
"Seiring penyelidikan berlanjut, Departemen memperkirakan jumlah kematian yang tercatat akan meningkat," katanya merujuk perkiraan yang mencapai puluhan ribu.
"Amerika Serikat bahkan tidak tahu berapa banyak siswa India yang lulus dari lembaga-lembaga ini, apalagi berapa banyak yang benar-benar meninggal di sana," kata Preston S. McBride, sejarawan sekolah asrama India dan keturunan Comanche, seperti dikutip dari NBC News.
McBride telah menemukan lebih dari 1.000 kematian siswa di empat bekas sekolah asrama yang dia pelajari dan memperkirakan jumlah keseluruhan kematian bisa mencapai 40.000.
Berdasarkan tinjauannya terhadap catatan sejarah, termasuk surat yang ditulis oleh siswa, orang tua, dan administrator, McBride menuturkan kematian itu adalah akibat dari segala hal mulai dari penyakit hingga pelecehan. Mengetahui jumlah korban tewas yang sebenarnya akan membutuhkan banyak waktu dan penelitian.
"Saya pikir perjalanan kita masih panjang," ujar McBride.