Kepala Departemen Perencanaan Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexey Drobinin menyebut kebijakan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) telah memaksa kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali rencana perang nuklir.

Komentar dari Drobinin, yang menjabat sebagai, menawarkan wawasan tentang pemikiran Moskow saat ini di bidang ini.

"Dibangun oleh generasi negosiator, kerangka untuk kontrol senjata dan pelestarian stabilitas strategis sekarang sedang dibongkar atas dorongan AS," tulis Drobinin dalam sebuah artikel untuk majalah Mezhdunarodnaya Zhizn yang diterbitkan pada Rabu (3/8).

"Faktor-faktor ini dan lainnya lagi-lagi membawa skenario konflik paling berbahaya antara kekuatan nuklir, yang penuh dengan konsekuensi bencana, kembali ke pandangan para perencana militer,"lanjutnya seperti dikutip dari Russia Today.

Tak hanya menyudutkan AS, sebaliknya, Drobinin memuji sistem tatanan dunia multipolar, di mana Rusia terlibat secara aktif, akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman sejauh tidak ada campur tangan dari pihak Barat.

"Semua orang akan mendapat manfaat dari multipolaritas dan deglobalisasi - asalkan tidak ada yang mengganggu jalannya fenomena objektif ini," ujar Drobinin.

Secara terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah surat kepada peserta Konferensi Peninjauan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir kesepuluh, menegaskan bahwa tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir, dan itu tidak boleh dibiarkan terjadi.

Landmark New START yang penting menjadi satu-satunya perjanjian kontrol senjata utama antara Moskow dan Washington yang masih berlaku. Pada awal 2021, kesepakatan itu di ambang kedaluwarsa, tetapi akhirnya diselamatkan tak lama setelah pelantikan Presiden AS Joe Biden, ketika Washington akhirnya menyetujui seruan Moskow untuk memperpanjang kesepakatan tanpa persyaratan apapun.

Baca Juga: